Friday, December 31, 2004

Database Pencarian Korban dan Yang Selamat dari Bencana Tsunami di Sumatera

Menjawab keinginan Budi Rahardjo untuk membuat database yang memuat tentang korban bencana tsunami (terutama) di Sumatera, Harry Sufehmi telah membuat wiki Pusat Data Aceh.

Sebenarnya pemakaian nama Aceh disini mungkin terlalu sempit, karena Sumatera Utara juga ikut terkena imbas.

Tuesday, December 28, 2004

Software Defined Radio, A Dream (Almost) Come True

Ketertarikan saya ke dunia radio mulai berkembang ketika saya mengikuti ujian Orari pada tahun 1980, ketika saya masih duduk di kelas 3 SMP. Saat itu saya memperoleh callsign YD3BXH. Aneh tapi nyata, bahwa callsign tersebut beberapa saat kemudian diubah menjadi YD3MKX ketika saya akhirnya menerima surat Ijin Amatir Radio (IAR). Tapi biarlah. MKX lebih enak dipakai dalam kode morse: da-dah da-dit-dah da-dit-dit-dah, daripada BXH: da-dit-dit-dit da-dit-dit-dah dit-dit-dit-dit. Di masa itu, teknologi yang dipakai di daerah saya sedang dalam masa peralihan dari tabung radio ke transistor.

Tapi kantong seorang pelajar SMP memang tidak memadai untuk mendukung hobi mahal itu. Sehingga saya akhirnya terpaksa meninggalkannya.

Akhir-akhir ini, Software Defined Radio (SDR) mulai berkembang. Sistem ini dibangun dari hardware yang bodoh digabung dengan software yang cerdas. Hasilnya luar biasa, sistem mampu menerima (dan mungkin juga mengirim) berbagai macam tipe modulasi: AM, FM, SSB, dsb. Bahkan sinyal HDTV, GPS, dan WiFi.

Tapi ternyata harga hardware SDR yang saat ini mencapai sekitar US$ 450 (motherboard) + 50 (RX daughterboard) + 80 (Asian shipping) masih belum terjangkau :( ...

Monday, December 27, 2004

Microsoft vs Microsoft (or to be more exact: IE6 vs Hotmail)

http://www.swelltech.com/news.html memuat info tentang ketidakcocokan IE6 dengan Hotmail.

Recent changes at Hotmail.com and within IE6 has led to some users receiving a blank page in response to a login request when browsing through a proxy operating in interception, or transparent, mode. This is due to Internet Explorer 6 sending a syntactically incorrect Accept-Encoding header for requests to Hotmail.com.
Jadi siapa yang salah? Microsoft atau Microsoft? :D

Saturday, December 11, 2004

Slashdot tidak Firefox-friendly?

Apa yang salah? CSS di Slashdot? Firefox saya?

Which Fantasy/SciFi Character Are You?

Which Fantasy/SciFi Character Are You?

Seems that my choice is too common, 3rd most popular

Wednesday, December 08, 2004

Monospaced font for GMail

At last, I can enjoy using gmail with proper fonts: monospaced, for reading and composing emails. Just create userContent.css containing

div.msg div.mb {

font-family: monospace !important;
font-size: 12px !important;
}

.cm {
font-family: monospace !important;
font-size: 12px !important;
}

.tb {
font-family: monospace !important;
font-size: 12px !important;
}

I'm sure you can do better than me, because this is only my second attempt to tweak CSS. My first one was to change template of this blog to use red-over-white color for this blog's title.

Happy GMail-ing! ...

note #1: I forgot to write that this tweak is tested on Firefox, thanks for Budi Rahardjo whom I got initial info about possibility of using monospaced font on reading GMail posting. My additional tweak was for using monospaced font on posting new email.

note #2: Use chromedit as suggested here to do this tweak more easily.

Thursday, November 25, 2004

Seri Mudik #6: Madiun - Tawangmangu - Bandung

Perjalanan pulang dari Madiun ke Bandung melewati route Madiun - Magetan - Sarangan - Cemoro Sewu - Tawang Mangu (menginap semalam) - Solo - Jogja - jalur selatan - Tasikmalaya - Bandung.

Sekali lagi gejalan korupsi kronis ditemui: ketika masuk ke Sarangan, penjaga memberikan 1 tiket motor dan 1 tiket anak, padahal mestinya saya membayar untuk 1 mobil dan 4 orang. Lain kali saya mesti memeriksa tiket yang diberikan. Tapi situasinya secara psikologis memaksa kita untuk buru-buru dan tidak teliti: banyak kendaraan lain antri di belakang kita.

Jalur Sarangan - Cemoro Sewu ini luar biasa: ada tanjakan 34% sepanjang 5km, yang saya tempuh dengan mesin yang dipaksa pada RPM 4000+ dan gigi 1. Bila anda ingin menguji kekuatan rem kendaraan anda, silahkan ambil jalur sebaliknya, Solo - Tawang Mangu - Cemoro Sewu - Sarangan. Kelihatannya butuh teknologi Formula 1 untuk bisa lewat jalur ini dengan nyaman :D



Di Tawang Mangu, kami mampir ke Grojogan Sewu, air terjun yang cukup indah. Pengunjung berjejal seperti cendol :D. Di jalan setapak naik dari air terjun ke tempat parkir, banyak kera liar. Suatu situasi yang sangat jarang ditemui di Jawa.



Selanjutnya, tidak ada lagi yang menarik untuk diceritakan, karena kami sudah lelah, mengantuk, kepanasan, dan kena macet. Alhamdulillah, kami sampai di Bandung setelah menempuh perjalanan sangat lama: berangkat dari Tawang Mangu kamis pukul 4 sore, sampai di Bandung jumat pukul 1 siang.

... tamat

Wednesday, November 24, 2004

Seri Mudik #5: Pacitan

SBY yang baru terpilih menjadi presiden Indonesia berasal dari Pacitan. Lagipula, setelah hampir 20 tahun tinggal di Madiun, hanya Pacitan satu-satunya kota di eks karesidenan Madiun yang belum pernah saya kunjungi. Jadi, cukup alasan untuk berangkat.

Perjalanan Madiun - Pacitan sejauh sekitar 90 km memerlukan waktu sekitar 3 jam, melewati lebih dari 300 tikungan (yang dihitung oleh paman saya yang membawa counter), tapi tidak terlalu banyak tanjakan maupun turunan. Sebagian besar jalan yang kami lewati beraspal mulus. Rupanya baru beberapa tahun ini jalan Ponorogo - Pacitan yang biasanya hanya cukup untuk satu mobil, diperlebar sehingga ketika dua mobil berpapasan, tidak perlu lagi mencari penggalan jalan dengan bahu yang lebar.


Teluk Pacitan


Teluk Pacitan cukup panjang. Jadi kami tidak perlu berdesak-desak dengan pengunjung lain walaupun objek wisata ini cukup populer untuk dikunjungi para pemudik.

Sementara, kami lewati dulu pantai, dan menuju ke Goa Gong.


Goa Gong


Goa kapur banyak terdapat di Pacitan. Salah satu yang terbesar adalah Goa Gong. Di dalamnya banyak stalaktit dan stalagmit. Beberapa area berpendar-pendar ketika difoto, mengingatkan saya pada lagu

There's a lady who's sure
all that glitters is gold
and she's buying
a stairway to heaven ...

Bermain air di pantai Pacitan


Air laut di Pantai Teleng Ria bersih. Anak-anak yang tidak sempat mandi air tawar setelah bermain di pantai, dan hanya diguyur dengan beberapa botol aqua sebelum naik ke mobil dan pulang ke Madiun, tidak merasakan gatal-gatal.

Di kemudian hari saya baru menyadari bahwa korupsi kronis sudah menyentuh berbagai daerah tujuan wisata. Ketika kami masuk, penjaga Pantai Teleng Ria yang bertugas menarik retribusi menanyakan jumlah penumpang kendaraan, yaitu 10 orang. Kami membayar tiket untuk 1 mobil dan 10 orang. Tapi belakangan kami baru sadar bahwa tiket yang diberikan hanya untuk 1 mobil dan 7 orang. Sigh.

... bersambung

Tuesday, November 23, 2004

Book Review: Digital Fortress

spoiler warning!!!


Di tengah kesibukan mudik ke Madiun, ada SMS datang dari mas Budi:

Saya sudah beli Digital Fortress
Sip! Saya tidak sabar untuk segera balik ke Bandung dan membaca buku top seller karangan Dan Brown tersebut. Sebelumnya, saya telah membaca Da Vinci Code. Kedua buku itu sarat dengan masalah sekuriti, terutama enkripsi. Topik yang sangat menarik. Tetapi begitu melewati beberapa bab awal, greget yang saya rasakan ketika membaca Da Vinci Code tidak saya temukan kembali. Ada sesuatu yang kurang dalam buku ini.

Tak apalah. Saya teruskan membaca. Lagipula mas Budi bilang kalau dia suka dengan plotnya. Saya paksakan membaca sampai lewat tengah malam, sambil teringat pada posting Pak Moko di milis Telematika, bahwa dia sudah tiga tahun ini membaca dua buku sehari, 7 hari seminggu. Kenapa tidak saya coba? Tapi ternyata berat. Pukul 01.30 aku tidak kuat menahan kantuk yang mampu mengalahkan daya tarik Digital Fortress.

Keesokan paginya, buku setebal 429 halaman tersebut berhasil saya selesaikan. Dan dengan sangat menyesal saya mesti katakan: jangan baca buku itu. Jelek!

spoiler warning!!!


Coba bayangkan: superkomputer milik NSA, yang dibangun dari 3 juta prosesor, tidak mampu multitasking! Dia berhenti pada satu proses saja, dekripsi file yang syahdan berisi source code Digital Fortress yang ter-enkripsi, dan tidak terpecahkan setelah diproses lebih dari 15 jam. Padahal antrian dekripsi masih segunung.

Keanehan berikutnya adalah program tracer, yang menurut cerita Mas Brown, bisa dipakai untuk melacak alamat email asli dari suatu akun email anonimyzer. Tracer tersebut akan dikirim ke alamat remailer, lalu di-forward ke alamat sebenarnya; sesampainya di tujuan, tracer akan menggali info tentang alamat email sebenarnya, mengirim info ini ke pembuat tracer, lalu melenyapkan diri bagaikan David Copperfield.

Satu hal yang konyol adalah tentang "virus" (atau "worm"?, Dan Brown memakai kedua istilah yang rasanya kurang tepat tersebut). Virus Digital Fortress ini pada akhirnya bisa menyusup ke jantung bank data, lalu menyerang beberapa lapis firewall dan bastion host yang melindungi bank data tersebut. What the hell!?!? Sedemikan lemahkah sistem NSA? Apakah tidak ada pembatasan hak? Mungkinkah proses dekripsi suatu file bisa menyebabkan buffer overflow (atau apapun mekanismenya) yang bisa menyerang 5 macam network device external sekaligus? Saya jadi ingat dengan Pelawak Digital kita yang sangat termashyur.

Mungkin saya berharap terlalu banyak pada Dan Brown setelah terpesona oleh Da Vinci Code. Tapi masih ada beberapa bagian buku yang cukup menghibur, misalnya peralihan bahasa dari without wax yang dalam bahasa Spanyol adalah sin cera dan kemudian diserap ke bahasa Inggris menjadi sincere. Juga demonstrasi penguasaan bahasa Latin dan Spanyol. Juga deskripsi detil tentang lorong-lorong di Seville.

Pada awalnya, nama tokoh Jepang yang dipilih, Ensei Tankado, terasa janggal di telinga. Pencarian lewat google tidak menghasilkan banyak hit. Jadi, apakah memang nama itu nama Jepang, walaupun tidak umum? Tapi tak apalah. Kejanggalan ini tidak terlalu terasa mengganggu dibanding kekurangan teknis di atas.

Kekecewaan David Caldwell dan saya atas Dan Brown ini serupa dengan kekecewaan saya atas Tom Clancy. Beberapa buku awal Clancy seperti Red Storm Rising, Hunt for The Red October, dan Patriot Games sangat menarik. Tapi karya-karya terbaru Clancy sangat membosankan. Semoga Dan Brown tidak seperti itu ...

Tapi memang menulis kritik atas suatu buku sangat jauh lebih mudah daripada menulis buku ...

Seri Mudik #4: Madiun

Madiun adalah kota masa kecilku. Kota yang dikelilingi oleh banyak pabrik gula: Kanigoro, Rejo Agung, Sudono, Pagotan, dan Purwodadi. Kota yang panas, sehingga ketika saya merasakan sejuknya Bandung saat mulai kuliah, perlu perjuangan tersendiri untuk betah di ruang tanpa pendingin.

Saya tinggal di rumah kuno, dengan langit-langit setinggi sekitar 4 meter, dan tembok setebal 30 cm.







Rumah nenek berhalaman luas dan penuh dengan pepohonan: mangga, pisang, srikaya, sirsak, jambu, jeruk, sawo, ... Di satu sisi, banyaknya pepohonan memberi tempat untuk berlatih memanjat dan tidak takut ketinggian. Tetapi, saya menjadi sangat pemilih ketika mesti membeli berbagai buah, alih-alih memakan hasil kebun sendiri yang sangat enak. Pada masa puncaknya, pohon jambu air kami berbuah begitu banyak, sehingga ketika akan dipetik memakai galah, jauh lebih banyak buah yang jatuh daripada yang tertangkap oleh keranjang kecil di ujung galah. Maka panen saat itu dilakukan dengan cara membentang kain batik di bawah, yang dibentangkan seperti jaring besar, dan saya memanjat dan cukup menggoyangkan dahan agar jambu berjatuhan. Hasil panen saat itu mencapai empat ember besar (diameter 1 meter).

Tapi pohon jambu air tersebut terpaksa harus ditebang setelah beberapa tahun berikutnya selalu terserang ulat. Pohon yang masih bertahan dari tahun ke tahun dengan buahnya yang sangat sedap adalah mangga. Kami memiliki paling tidak 3 macam mangga: Santog Magetan, Gadung, dan satu lagi yang saya tidak hafal namanya. Santog Magetan ini buahnya tidak pernah berrasa masam, bahkan sejak pencit (muda). Kulitnya tebal. Mangga favorit kami adalah mangga Gadung, yang sangat masam ketika muda (sangat cocok dirujak), dan sangat manis ketika matang.


buah mangga gadung


Kulitnya berwarna hijau terang ketika muda, dan berubah menjadi hijau gelap ketika matang. Cara makan paling nikmat adalah pada sore hari, di atas pohon, tanpa pisau, langsung dipetik, kulit dikupas dengan gigi, dan dinikmati dalam keadaan hangat terpanggang matahari. Mereka yang tidak bisa memanjat dan tidak mampu meraih mangga dengan galah harus menunggu dengan sabar sampai para kera kenyang :D


pohon mangga


Sayang mungkin Idul Fitri tahun ini adalah kesempatan terakhir kami menikmati rumah tersebut.

... house for sale
it was yours, and it was mine
and tomorrow, some strangers
will be climbing up the stairs
to the bedroom filled with memories ...


... bersambung

Monday, November 22, 2004

Seri Mudik #3: Ngrejo - Madiun

Ngrejo adalah desa yang cukup terpencil. Listrik baru masuk ke rumah nenek sekitar 2 tahun yang lalu. Kelihatannya sudah banyak rumah yang memiliki televisi, tetapi karena situasi alam yang berbukit-bukit, para penduduk Ngrejo hanya bisa menikmati siaran televisi hasil pancar ulang dari satu rumah yang memiliki antena parabola dan berbaik hati mau menyebarkannya ke tetangga. Jadi kanal yang tampil hanya satu, bergantung kepada mood pemilik parabola. Istilah dari pemanfaatan bersama ini adalah paranunut.

Ngrejo cukup dingin; di pagi hari, kabut masih sering muncul. Air di sungai masih cukup jernih, mengundang kita untuk bermain.

Siang hari, kami melanjutkan perjalanan ke Madiun. Kali ini kami mencoba melewati jalan pintas Ngrejo - Jatisrono yang sempit, berliku, curam, dan indah. Semoga tahun depan saya bisa mengabadikan keindahan lintasan itu dengan kamera.

Ternyata jarak Ngrejo - Madiun cukup dekat bila melewat jalan pintas itu. Dari Jatisrono, perjalanan diteruskan lewat Ponorogo, lalu Madiun. Jalan alternatif adalah Ngrejo - Tirtomoyo - Baturetno - Pacitan - Ponorogo - Madiun; atau Ngrejo - Tirtomoyo - Ngadirejo - Ponorogo - Madiun; atau melingkar lebih jauh: Ngrejo - Tirtomoyo - Ngadirejo - Wonogiri - Solo - Madiun.

.. bersambung

Sunday, November 21, 2004

Seri Mudik #2: Solo - Ngrejo

Hari kedua perjalanan mudik. 11 November 2004. Masih puasa.

Solo terkenal dengan berbagai macam makanan enak. Favorit kami adalah sosis Solo, yang dibuat dari telur dadar digulung, diisi daging cacah. Selain itu, tidak lupa juga abon dan srabi Notosuman. Srabi ini tanpa kuah, dimasak diatas wajan tanpa (?) minyak, bagian pinggir kulitnya renyah.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah makam mertua perempuan, di Karanganyar. Beliau wafat seminggu sebelum Ibu Tien Suharto, sehingga kami kadang berkelakar, bahwa beliau berangkat terlebih dahulu untuk menyiapkan jalan bagi Ibu Tien.

Sayang sekali, selama perjalanan kali ini, saya tidak sempat merekam lintasan yang kami lalui dengan GPS. Beberapa tahun yang lalu, saya sempat merekam perjalanan Bandung - Madiun - Bandung dengan GPS, ke laptop yang telah dilengkapi dengan konverter DC ke AC, sehingga laptop bisa terus menerus menyala. Saya masih berharap di tahun mendatang bisa mencatat route perjalanan kami dengan GPS, selain untuk mengunjungi beberapa titik konfluensi (?) (confluence).

Titik konfluensi adalah tempat di permukaan bumi dengan derajat bujur dan lintang yang bernilai bulat. Titik konfluensi yang cukup dekat dengan lintasan mudik saya ada beberapa: 7oS, 108oW di sekitar Nagreg- Malangbong dan 8oS, 111oW di sekitar jalur Wonogiri - Pacitan. Satu lagi titik konfluensi yang cukup dekat dengan Madiun adalah 8oS, 112oW di sekitar jalur Kediri - Blitar.

Ketika mengunjungi titik-titik konfluensi tersebut, sebaiknya kita membawa GPS handheld dan kamera digital, agar hasil kunjungan tersebut dapat didokumentasikan ke situs confluence.org. Dari 340 titik konfluensi di seluruh Indonesia, sampai saat ini baru 13 titik yang dikunjungi dan dilaporkan! Salah satu faktor yang mempersulit kunjungan ke titik-titik tersebut adalah, kebanyakan terletak di laut.

Dari Karanganyar, perjalanan diteruskan melalui jalan pintas lewat Jatipuro (?) langsung ke Ngadirejo, alih-alih kembali ke Solo dan memutar balik lewat Wonogiri. Dari Ngadirejo, kami ke Tirtomoyo, lalu ke Ngrejo. Desa tempat tinggal nenek dari istri ini cukup terpencil. Jalan ke sana belum di aspal. Baru beberapa tahun terakhir ini penduduk berswadaya membuat dua jalur semen sepanjang jalan utama, sehingga kendaraan masih bisa lewat dengan cukup leluasa di musim hujan.

Satu hal menarik ketika kami menuju ke Ngrejo adalah, kami harus menyeberang sungai tanpa melalui jembatan. Sebenarnya ada jalan alternatif yang telah memiliki jembatan, tapi saya agak lupa arahnya, dan lagipula kami ingin mengumpulkan batu-batu kerakal (kerikil berukuran besar) yang halus, yang biasanya banyak terdapat di sungai. Ternyata ada kejutan menunggu kami: jalur yang biasanya kami lewati telah lenyap, dari jalan tanah ke sungai, ada tebing setinggi sekitar 2 meter yang tidak mungkin dilewati mobil. Rupanya arus sungai telah merusak jalur lama tersebut, dan penduduk sekitar telah membuat jalur baru sekitar 50 meter di sebelah jalur lama.

Setelah memutar sedikit untuk mencapai jalur baru, mobil mulai menyeberang sungai yang hampir kering karena masih kemarau. Kami turun dan mulai berburu batu. Anak-anak sangat senang bisa bermain air.

Sayang, sampai hari kedua ini saya masih belum sempat mengabadikan berbagai pemandangan dan kegiatan keluarga kami dengan kamera.

... bersambung

Saturday, November 20, 2004

Seri Mudik #1: Bandung - Solo

Ini adalah bagian pertama dari kisah mudik Idul Fitri kemarin. Tanpa rencana yang tegas, ternyata perjalanan ke kampung dan kunjungan ke berbagai tempat wisata dengan keluarga kali ini cukup berkesan. Kelihatannya saya mesti membuat photoblog juga, untuk menyajikan kumpulan jepretan yang, katanya, bicara lebih dari 1000 kata.

Hari pertama, Rabu, 10 November, kami menempuh penggalan Bandung - Solo. Sebenarnya, tujuan akhir mudik adalah ke Madiun. Perjalanan Bandung - Madiun yang berjarak sekitar 600 km sebenarnya bisa ditempuh dalam waktu kurang dari sehari, tetapi sembari mengantisipasi kemacetan, dan karena saya (dan istri) tidak suka mengendarai mobil di malam hari, maka rute sengaja dipenggal-penggal.

Hampir tidak ada yang bisa diceritakan pada perjalanan hari pertama ini. Kami berempat (saya, istri, dan 2 anak) berangkat pagi hari setelah sahur. Mobil kijang short chassis penuh dengan barang. Mungkin tahun depan akan saya pasang rel untuk pegangan barang di atap, tapi saya belum sempat survey rel macam apa yang bagus dan cukup terjangkau.

Rem hampir blong di Malangbong, ketika kami baru berjalan sekitar 3 jam. Gejalanya, rem baru mulai bekerja setelah diinjak (dipompa) 4 kali. Kecepatan langsung dikurangi. Nafsu menyaingi Michael Schumacher :D dibuang jauh-jauh. Kontak ke info mudik Telkomsel untuk mencari bengkel siaga, tapi kelihatannya belum siap. Akhirnya mampir ke bengkel yang kelihatannya cukup besar. Sip juga. Mereka punya spare-parts yang saya perlukan. Ternyata karet di sistem hidrolis rem ada yang bocor. Padahal tepat sebelum berangkat mudik, mobil sudah dibengkelkan, tetapi masalah ini tidak terdeteksi sama sekali karena memang gejalanya belum muncul. Montir yang menangani perbaikan memeriksa bagian lain, dan menemukan masalah cukup besar: ball-bearing roda kiri belakang sudah aus, sehingga rem menggesek terus, velg panas luar biasa. Untung dia waspada, jadi ball-bearing ini diganti juga. Semua komponen yang di-klaim bermasalah oleh montir saya konsultasikan ke Bagus yang jauh lebih mengenal mobil daripada saya.

Perjalanan dilanjutkan. Anak-anak dalam kondisi baik, padahal biasa muntah kalau ikut saya keluar kota, karena cara mengemudi saya yang masih kurang halus.

Di suatu daerah di Jawa Tengah (posisi tepatnya lupa), ketika sedang merenung-renung arah mana yang harus ditempuh (yang konyolnya saya lakukan tanpa berhenti dulu), saya hampir menyerempet polisi yang berjaga di pertigaan. Untung dia tidak marah.

Di Purworejo, pada suatu pertigaan yang lampu lalu lintasnya menyala mendrip-mendrip saya terlambat menyadari perubahan dari hijau ke kuning ke merah. Akibatnya mobil berhenti terlalu maju, melewati garis batas. Saya tidak bisa mundur lagi karena keburu ada mobil lain mengantri di belakang. Ketika lampu hijau menyala lagi, dan saya melaju, polisi di seberang langsung melambaikan tangan meminta berhenti. Uh oh. Akhirnya urusan beres setelah saya menitipkan uang tilang. Mestinya saya meminta tanda terima. Saya berbaik sangka dengan menganggap bahwa polisi yang saya titipi uang tilang tersebut akan menyerahkannya ke negara.

Singkat cerita, kami sampai di Solo sekitar maghrib.

... bersambung

Thursday, November 04, 2004

Faster and Bigger, Another Dream

I was always fascinated about big machines. What do you think when you read about a 256x Itanium-2 powered box?. And of course, it runs Linux. You can even dream a bigger one, 2048 SGI Altix 3700 Bx2 with 2048 Itanium 2 processors. Drools ...

Unfortunately, the biggest machine I've ever had access was an ancient IBM 1401, which require around 100 m2 floor area, but with only 1 MIPS and 300 MB of harddisk. I wish I tried to build a Beowulf cluster when I have access to more than 5 labs, each consist of 20 PCs.

What do you want to do with those powerful systems? People in NASA used them to do simulatations of changes in ocean temperatures and sea levels which used to require 12 months run to make a 5 years worth of prediction. I for sure will test it against Priyadi's distributed.net result :D

Monday, November 01, 2004

Coolest Logo Ever?

Is it possible that any of you choose your OS because you were fell in love with its logo? Surely I didn't. But I think my favourite OS has a cute one.
Debian
I like FreeBSD's daemon also

Apple Mac logo is kind of cute, like Linux's Tux, but both are too tame

But did you see latest NetBSD official logo? Yuks! Very uninspiring IMO.

At least their old logo has some fun in it

So, which one is your all-times-favourite?

Btw, I feel a little guilty by img-src-ing all those logos. Care to show me a better method? Thank you.

I Hate Spam

Sigh. Ada pendulang akun email dari salah satu milis yang saya ikuti kelihatannya. Lalu mengirim spam dengan teknik yang cukup bermodal / profesional, melalui freeautobot.com.

Ada yang tahu, apakah milis starmuslim@yahoo memang sarang spammer, atau satu orang ini saja yang melakukan abuse?

X-Gmail-Received: 368e772e0c6fce4ecb4bea94d0f5574ed502ada6

Delivered-To: andika@<dihapus>
Received: by 10.38.75.11 with SMTP id x11cs232rna;
Sun, 31 Oct 2004 01:30:32 -0700 (PDT)
Received: by 10.38.15.78 with SMTP id 78mr84442rno;
Sun, 31 Oct 2004 01:30:31 -0700 (PDT)
Return-Path: <bounce@freeautobot.com>
Received: from mail.freeautobot.com (mail.freeautobot.com [205.244.47.230])
by mx.gmail.com with SMTP id 57si131109rnc;
Sun, 31 Oct 2004 01:30:30 -0700 (PDT)
Received-SPF: pass (gmail.com: domain of bounce@freeautobot.com designates 205.244.47.230 as permitted sender)
Received: (qmail 17801 invoked by uid 0); 31 Oct 2004 08:24:50 -0000
Date: 31 Oct 2004 08:24:50 -0000
Message-ID: <20041031082450.17797.qmail@mail.freeautobot.com>
From: starmuslim@yahoo.com
Subject: DIABETES MELITUS
To: andika@<dihapus>
Content-Type: text/plain
Content-Transfer-Encoding: quoted-printable
Mime-Version: 1.0
Smtp:
X-Lead: <dihapus>

DIABETES MELITUS

Definisi
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula
sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan
atau menggunakan insulin secara sempurna.....

Thursday, October 28, 2004

Hobbit Was Here

Tidak usah terlalu jauh mencari hobbit sampai ke middle earth, para peneliti dari Australia dan Indonesia telah menemukan kerangka setinggi 1 meter, berumur 18.000 tahun di Pulau Komodo.

Jadi, barangkali JRR Tolkien pernah berkunjung ke Indonesia? :)

Monday, October 25, 2004

Ketemu Stallman

Ketika Stallman ke Bandung 24 Oktober 2004 kemarin, saya hanya sempat berbicara sangat sebentar dengannya. Funny guy, good presentation. Dari pembicaraan sangat pendek tersebut, hanya satu hal yang layak dibahas disini: ketika saya bertanya dalam bahasa Inggris yang moga-moga cukup baik, "Which GNU/Linux distro do you use?", yang dia jawab, "Debian". Well. No surprise here...

Friday, October 22, 2004

Keliling Indonesia, Sebuah Cita-cita

Ketika Indonesia masih terdiri dari 27 propinsi, berbagai pekerjaan telah membawa saya berkunjung ke lebih dari separuh propinsi. Sebelum kuliah, saya baru sempat mengunjungi Sulawesi Utara (saya numpang lahir di sana), Jawa Timur (masa kecil sampai SMA), Yogyakarta (tempat tinggal orang tua ayah), Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, dan Bali.

Setelah bekerja, koleksi kunjungan bertambah dengan Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Sumatra Selatan, Bengkulu, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan (saya paling suka udangnya), Sulawesi Tengah (perjalanan naik kapal dari Bitung ke Luwuk yang tak terlupakan), Irian Jaya (hanya di Biak, sekitar Y2K, ada yang masih ingat?), dan Nusa Tenggara Barat.

Tapi impian itu buyar ketika Timor Timur tidak lagi menjadi bagian dari Indonesia. Bahkan ketika berbagai propinsi terpecah, hal ini membuat target kunjungan ke 33 propinsi semakin sulit dicapai. Memang cacah propinsi yang pernah saya kunjungi meningkat dari 17 menjadi 19 dengan terpisahnya Riau Kepulauan (ke Batam) dan Banten. Tapi malah ada 14 propinsi lagi yang belum tersinggahi dari mula-mula 10.

Mestinya Lampung yang terdekat dengan Jawa menjadi propinsi paling mungkin/mudah dikunjungi di Sumatra. Tetapi karena saya malah belum pernah melintasi jalan darat ke Sumatra, tanah Lampung malah belum pernah saya injak. Mestinya pengalaman menyeberang dari Merak ke Bakauheni cukup menarik, kalau ombak tidak membuat saya mabuk laut.

Kalaupun target 33 tidak mungkin dicapai, saya masih berharap bisa berkunjung ke Aceh, bila situasinya memungkinkan, dan menengok kota kelahiran di Sulawesi Utara. Ada yang berbaik hati mensponsori? :)

Satu hal yang agak menyedihkan. Karena pekerjaan saya hampir selalu terkait dengan komputer dan jaringan, maka kunjungan ke berbagai daerah itu tidak menjamah wilayah yang kurang ramah terhadap komputer. Artinya, saya hanya sempat berkunjung ke kota besar, atau daerah pertambangan, tanpa sempat (dengan cukup leluasa) mencuci mata melihat keindahan dan keanekaragaman pemandangan Indonesia... sigh (moga-moga ini bukan dianggap sebagai keluhan, setelah diberi karunia untuk mengunjungi sekian banyak daerah).

Wednesday, October 20, 2004

Selamat Tinggal Batere?

Teknologi memang berkembang terus, memberi kita kejutan demi kejutan. Bayangkan mesin Boeing 747, yang menyedot udara pada kecepatan Mach 1, dan membangkitkan gaya dorong sebesar 120.000 pound (sekitar 54.000 kg). Bayangkan pula apabila mesin raksasa tersebut diperkecil sampai seukuran kancing jas. Turbin mini tersebut berputar dengan kecepatan lebih dari 1 juta RPM. Wow! (Mesin tercepat di Formula 1 saat ini hanya sekitar 19.000 RPM).

Dengan bahan bakar berukuran sedikit lebih besar daripada batere tipe D (diameter 33 mm, panjang 58 mm), miniatur turbin gas mampu membangkitkan daya sekitar 20 watt selama lebih dari 10 jam.

Foto prototipe turbin gas yang luar biasa ini bisa dilihat disini.

Wednesday, October 13, 2004

Groups Discussions at Joel

This is just a bookmark. Should be revisited, when time permits.


  • The Business of Software: Everything about the business of software, from the smallest shareware operation to Microsoft.
  • The Design of Software: A public forum for discussing the design of software, from the user interface to the code architecture.
What's so special? Maybe because it uses Bayesian filter to keep discussion clean.

Wednesday, October 06, 2004

Heh, Cool Email Account

Mr. Rob 'Commander' Pike has a very, very interesting email account: r @ google dot  com, do you have any other interesting ones?

Thursday, September 23, 2004

Selamat Datang, teknologia!

Milis teknologia di Google Groups baru saja dibuat. Semoga ini bisa menjawab kerinduan Priyadi atas milis teknis yang berkualitas.

Apa yang perlu dijaga agar milis ini bermanfaat dan bersih? Salah satu diantaranya adalah adanya arsip yang bebas diakses oleh publik, sehingga ketika suatu masalah ingin diulas lebih jauh di luar milis, kesulitan seperti yang dialami Amal tidak terjadi. Mungkin juga perlu dijaga agar posting HTML dan attachment tidak diijinkan. Lalu para pelaku thread hijacking dan top posting perlu dijewer.

Wednesday, September 22, 2004

Can't Beat This Mess

The best mess: how can [s]he work?

Friday, September 17, 2004

Reverse Engineering a Structure?

Can't sleep (yet), and suddenly an old itch surfaced back: I need a tool to analyze file format (maybe even better if it can do a stream snippet analysis, doesn't have to be file at all). Imagine that you have a new toy, a USB webcam. It works in Windows, but you really want to make it works on Linux also. What do you do?

You can fire up SnoopyPro, and sniff talks between Windows and that webcam. Then what? You have a nice, big, but very unknown piece of data. And you also have an AVI file. How to correlate them?

I dream of that tool that can be commanded to display, say from offset 0x2134 to 0x2159 as bytes. Then next up-to-256-bytes is an asciiz, followed by dup(32) dw [iow: 32-elements array of 16-bits values]. So we have a side window which contains:

what-the-hell-is-this {

byte junk[0x2133]
byte header[0x2134..0x2195]
asciiz comments[<=256]
word foo[32]
}
But wait, that header field has the wrong size. Okay, just edit again, replace 0x2195 by 0x2159 and see the right display window dumps the new structure definition. Piece-of-cake.

gubrak!

I suddenly awake, where is that beautiful tool? :(( Seems that this rusty brain-of-mine can't be persuaded to touch the new, slick Delphi; nor the old, trusted BC3.1; or should I try Python? Mixed with a little Gtk?

Heeeeelp!

Tuesday, September 14, 2004

Anne Who?

Priyadi mengkritik Anne Ahira yang diyakininya tidak menjual produk yang nyata (berupa barang atau jasa). Ternyata reaksi dari beberapa orang yang tidak setuju dengan padanganan Priyadi sangat vokal, dan terlihat kasar. Amal merespon komentar-komentar di posting Priyadi dengan pedas tapi halus:

Jika kalian ingin mencontoh Anne yang konon low profile, kenapa kalian sendiri gampang naik darah? Kalau Anne memang brilian dan bekerja keras untuk usahanya menjadi terkenal bahkan sampai di luar negeri, kenapa kalian yang mengikuti bisnis dia tidak bekerja keras dan berinisiatif menyusun situs Web yang bagus, informatif, dan bermanfaat bagi orang lain?

Sebenarnya apa sih yang dijual oleh Anne? Kita lihat info berikut
Q: Apakah "Network Marketing" ini seperti MLM?
A: Network Marketing = MLM. Betul!
Coba kita amati info lain:
Let's see how this realistic plan works......

Suppose everyone in the organization, including YOU, can bring in 4 people within 3 months. Remember, the Elite Team will train you how to bring in ONLY 4 people! If you follow the Elite Team Training correctly, you CAN do it!

Month 1 = You join RQ and get Training from me.
Month 3 = 4 downlines on your Level 1 (your own recruits)
Month 6 = 16 downlines on your Level 2 (generated from your 4 recruits)
Month 9 = 64 downlines on your Level 3 (generated from your 16 )
Month 12 = 256 downlines on your Level 4 (generated from your 64 )
=> here you earn $7000/month... not including bonus coaching, etc.

I know!! You look at that number of 256 people and it seems HUGE!!! But remember, everyone in your downline WILL be trained to be disciplined and shoot for the same goal... to bring their own 4 people!
Jelas pyramid scheme kan? Sigh ...

Reality Show, Which Reality?

Penghuni Terakhir adalah Reality Show yang ditayangkan di ANTV. Satu hal yang sangat menarik (konyol?), dalam acara tersebut dipakai istilah ekstradisi bagi para peserta yang tersisih. Coba kita lihat arti ekstradisi di kamus:

ex·tra·dite

To give up or deliver (a fugitive, for example) to the legal jurisdiction of another government or authority.


atau

hand over to the authorities of another country; "They extradited the fugitive to his native country so he could be tried there"

Jadi, yang tersisih dari acara Penghuni Terakhir berubah status menjadi penjahat, yang perlu dikirim ke negara lain untuk diadili? ;-)

Hal sepele seperti ini sangat mengganggu saya dalam menikmati acara televisi. Jadi, saya memilih untuk menonton televisi hanya ketika ada siaran langsung Formula 1 saja. Barangkali artikel di Kompas yang saya kutip dibawah menggambarkan keraguan saya atas berbagai Reality Show di televisi kita:
Hanya saja, seberdaya apa kita sekarang untuk bisa menolak apa yang tidak pantas kita lihat? Sebagaimana seberdaya apa kita menolak histeria yang disodorkan tontonan yang disebut jenis reality show? Yang definisinya pun-yakni "reality" itu-benarkah merepresentasikan "realitas"? Bukankah para pemikir kebudayaan kontemporer umumnya menyatakan yang namanya "realitas" di televisi itu adalah suatu simulasi, sebuah citra, yang akhirnya menciptakan dunianya sendiri, yakni dunia citra? Citra atau simulasi itu tidak lagi menjadi gambaran, wakil, atau mediasi realitas, melainkan dunia citra yang tidak lagi terkait dengan referensi di luar dirinya. Itulah realitas virtual di mana kita hidup sekarang.

Saturday, September 11, 2004

Who Needs To Delete When You Have 1 TB Of Storage?

Rupanya GMail berubah pikiran, kini semua pesan di folder trash dan spam akan otomatis dihapus setelah 30 hari.


Btw, apakah ada yang sudah berhasil mempraktekkan ilmu ini dengan bekal invitation GMail? ;-)

How Good is Your Estimation?

Wah, ternyata saya tidak pandai mengestimasi, nilai saya hanya 13%. Bagaimana dengan anda? Saya tidak mengacu ke Google atau sumber online maupun offline lain sama sekali.

Analisis dari hasil test menunjukkan rata-rata di sekitar 25%. Mungkin karena pertanyaan yang diberikan bias ke Inggris?

Memori HP 7 Digit: Bug atau Fitur?

Coba anda tambahkan entri di HP: nomor 7654321, nama Smurf. Lalu coba panggil nomor 87654321. Nama apa yang muncul di layar? Implikasinya, 021-123-4567 dan 0254-123-4567 akan "konflik". Jadi, fitur agar irit memori, atau bug? Apakah penghematan ini hanya dilakukan di HP low-end?

Sunday, September 05, 2004

Hypertasking: seems good, but ...

Hypertasking, istilah baru bagi saya, didefinisikan sebagai:

multitasking moving beyond the desktop and ferociously invading all aspects of daily life
Hal ini dipicu oleh terlalu banyaknya media: TV, radio, internet, majalah, koran, ...; terlalu mudahnya kita tersambung ke internet (banyak kafe yang mulai menyediakan hotspot); terlalu luasnya cakupan telepon genggam; dan seterusnya.

Hypertasker mampu menulis blog sambil berdebat di telepon, tanpa menunda membalas SMS dari pacarnya. Hypertasker bekerja tanpa peduli waktu dan tempat.

Tapi hati-hati mempekerjakan otak anda, hypertasking mungkin membuat kita mengerjakan berbagai hal lebih cepat, tapi belum tentu lebih baik. Bahkan lebih parah lagi:
... But here's the dilemma: When you do too many complicated things at once, for too long under stress, you risk damaging the very part of your brain that allows you to juggle those activities. It's the same part of the brain we rely on to prioritize, plan and do higher-level thinking...

Friday, September 03, 2004

Nuansa Bahasa, Kapan Perlu Dipahami?

Kita di Indonesia hampir tidak mengenal salju. Tapi di bangsa-bangsa yang sering berurusan dengannya sampai perlu memakai banyak istilah untuk salju. Dalam bahasa Inggris, dikenal snow, avalanche, blizzard, flurry, frost, ... Atau dalam bahasa Eskimo: aput, sasaq, apingaut, ... dan banyak lagi.

Di Jawa dikenal pula istilah-istilah yang berkaitan dengan padi: pari, beras, gabah, menir, dedak, ...

Ternyata dunia yang saya tekunipun juga menuntut pemahaman nuansa istilah. Kali ini, mungkin, agak sedikit menyimpang dari perkomputeran (walaupun tidak terlalu jauh):

Burnout: prolonged low voltage

Surge: prolonged high voltage
Spike: a momentary high voltage(?)
Sag: a momentary low voltage
Fault: a momentary power outage
Blackout: a prolonged power outage
Sedikit lebih kaya daripada aliran di Sunda atau giliran di Jawa kan? :-D

Wednesday, September 01, 2004

They Need 7.5 Years More Time?

... meanwhile I can't keep my eyes open right now. Too tired. Do I have to sleep 7.5 years long then wake up again when everything's safe again?

Microsoft's War on Bugs

It's not a switch that can be flipped. Software written by humans will always contain errors. We're fundamentally changing the way things operate, to help to make software more resistant to attacks. We're two and a half years down a much longer road; it's more of a 10-year timeline.

Monday, August 30, 2004

Spam Must (NOT) Die, and Virus Too

Ternyata bisnis antispam, menurut Hadmut Danisch, adalah pasar bernilai miliaran dolar, sehingga mereka malah mungkin akan mencegah diterapkannya solusi yang memusnahkan semua spam untuk selamanya, kalau itu memang mungkin.

Hal ini mirip dengan virus dan antivirus. Symantec yang membuat Norton AntiVirus, memiliki omzet 420 juta dolar US pada tahun 2003. Saya belum menemukan informasi yang menyebutkan nilai total pasar antivirus. Dan juga pasar antispam.

Kalaupun antispam akan diterapkan, standarnyapun masih ramai diperdebatkan. Yang menarik, Microsoft ikut campur dengan teknik CallerID, yang menurut Failsafe Design, "nyata-nyata mencuri" nama produk dan HAKI mereka.

Akhirnya menarik untuk menyimak kata-kata Paul Vixie, mengomentari isi wawancara dengan pengembang utama SPF (SPF adalah metoda alternatif untuk mengurangi SPAM yang implementasinya lebih 'bebas' dibanding usulan Microsoft):

I know that spam is "like a drug" in that people will go to almost any lengths, no matter how absurd, to send more of it. No "designated sender scheme" will ever be able to cut down the amount of spam that's sent, or received.

Friday, August 27, 2004

Referensi Untuk Pemakai OpenOffice

Belum sempat dibaca, tapi dicatat saja dulu: Taming OpenOffice

Wednesday, August 25, 2004

Internet dan Produktivitas

Pernah menerima SPAM? Pernah kena spam tentang Viagra? Ada berapa banyak cara menulis atau mengeja viagra? Ternyata luar biasa: 1,300,925,111,156,286,160,896.

Pernah saya baca hasil survey yang dilakukan pada para manager di Inggris. Hasilnya kurang lebih sebagai berikut: pagi datang ke kantor, menyalakan komputer, lalu baca, baca, baca, baca, dan baca email. Istirahat makan siang. Balik ke depan komputer, lalu balas, balas, balas, balas, dan balas email. Pulang.

Jadi, kapan saya bisa benar-benar bekerja? "Sekedar" membaca Slashdot yang menghasilkan dua informasi menarik di paragraf awal di atas, dan "melayani" GMail saja sudah menghabiskan sebagian besar waktu saya.

Kelihatannya saya harus memasang Lockout agar bisa kembali produktif.

Tuesday, August 24, 2004

Hari Penuh Senyum (Kecut)?

Blunder Microsoft gara-gara 8 pixel diantara 250.000 yang "salah warna". Kadang-kadang hal seperti ini terlihat sepele di mata kita, tapi masalah sangat besar bagi sekelompok orang.

Salah satu developer Debian mengundurkan diri gara-gara hal yang mungkin kelihatannya sepele juga: Taiwan vs RRC. Lebih tepatnya, karena munculnya bendera Taiwan di KDE.

Ada satu lagi yang konyol. Apakah anda percaya 'statistik' yang menyatakan bahwa "setiap tahun ada 150 orang yang mati tertimpa kelapa"? Hal ini mengingatkan saya kepada kartun (favorit saya) Panji Koming di Kompas Minggu, yang beberapa kali menggambarkan Den Mas Aria Kendor yang amat-sangat-sombong tertimpa kelapa karena melecehkan rakyat kecil. Jangan meremehkan peringatan ini. :D

Tapi yang satu ini kelihatannya benar-benar membuat kita harus tersenyum kecut: Collisions for Hash Functions MD4, MD5, HAVAL-128 and RIPEMD apapun itu artinya. Setelah membaca pengantar tersebut, silahkan baca papernya.

Friday, August 20, 2004

Hotmail? Who Needs It? :)

Mari kita lihat, seberapa cepat Microsoft bisa mengupgrade kapasitas Hotmail. Pengumuman tentang peningkatan kapasitas pelanggan non-bayar Hotmail dari 2 MB ke 250 MB telah muncul pada tanggal 23 Juni 2004.

M. Lutfi mengaku ke Amal bahwa dia sudah menikmati 250 MB. Amal dan saya belum merasakannya sampai tanggal 20 Agustus 2004 (apakah memang Amal dan saya butuh? ;)). Jadi, kita tunggu saja, seberapa lambat raksasa yang satu ini bergerak.

Yang lebih gila, bahkan ada janji untuk meningkatkan kapasitas Hotmail menjadi 2 GB (ketika berita ini akan saya baca, situsnya sedang kelimpungan terkena Efek Slashdot)

Barangkali ada benarnya komentar trivialMeister

Maybe THEY know. THEY know you already sold yourself to the other side.... That's why you are not getting the space increase.

Thursday, August 19, 2004

Saturday, August 14, 2004

Lagi-lagi Bookmark

Banyak link menarik di Slashdot, padahal kualifikasi F1 sedang berlangsung, dan mesti buru-buru pergi, jadi terpaksa di-bookmark di blog.

BBC Begins Open-Source Streaming Challenge
Spam: Born In The USA
Satire: Microsoft Windows: A Lower Total Cost of 0wnership
A Secure Open Protocol P2P Sales Architecture
Wi-Foo: The Secrets of Wireless Hacking

An Itch I can't Scratch (Yet)

$ grep CONFIG_FB_VESA /boot/config-`uname -r`
Apabila hasil tampilan perintah di atas adalah
CONFIG_FB_VESA=y
dan kernel option anda memuat
vga=791
maka coba jalankan perintah ini di virtual console #1 (tty1) (tekan Ctrl+Alt+F1 untuk pindah ke console #1 ini)
$ pstree
mana tampilan yang anda peroleh?
(a) init─┬─foo

├─bar
atau
(b) initqwqfoo

tqbar
Sejauh ini, untuk kernel versi 2.4.x saya memperoleh (a), sedangkan untuk kernel 2.6.x saya peroleh (b). Untuk kernel versi manapun, pada virtual console bukan pertama, hasil yang saya peroleh adalah (a). Keanehan lain, pada kernel versi 2.4.x dengan konfigurasi
CONFIG_FB_VESA=m
saya juga memperoleh (b). Ada apa gerangan? Bug di kernel? Bagaimana menelusurinya?

Friday, August 13, 2004

CoLinux: Cara Mudah Instalasi Linux di Lingkungan Windows

Cooperative Linux (yang open-source) memungkinkan kita menjalankan Linux di atas Windows, seperti laiknya VMWare (yang komersial) maupun Bochs (yang juga open-source). Tapi saya belum bisa membandingkan lebih mendalam lagi, karena saya baru sempat mencoba CoLinux.

Ada dua varian instalasi CoLinux yang saya coba:
1. memakai diskimage
2. memanfaatkan Linux yang telah terpasang di mesin yang sama
Varian pertama inilah yang ingin saya bahas.

Knoppix dan berbagai distro LiveCD lainnya sebenarnya juga dapat kita manfaatkan untuk memperkenalkan Linux, tanpa harus menginstal, di lingkungan yang penuh dengan Windows. Akan tetapi LiveCD punya kelemahan besar: (a) sulit mempertahankan persistensi, dan (b) membutuhkan CD drive.

Persistensi ini akan sangat terasa gunanya ketika kita harus mengubah isi instalasi, misalnya dengan menambah package baru, atau menyimpan konfigurasi yang telah susah payah kita otak-atik.

Colinux menjawab masalah persistensi itu karena semua perubahan yang terjadi di sistem terrekam pada diskimage.

Apakah feature ini memenuhi kebutuhan Anda juga?

Wednesday, August 11, 2004

Tahu dan Mengerti

Akhir-akhir ini saya teringat akan klasifikasi (pada sisi agak ekstrim) tentang Tahu dan Mengerti pada seseorang. Menurut klasifikasi ini, ada dua kolom ekstrim "Tidak Mengerti" vs "Mengerti", dan dua baris ekstrim "Tidak Tahu" vs "Tahu". Kombinasinya ada empat; dalam setiap hal, orang bisa:
a. Tidak tahu bahwa dirinya tidak mengerti
b. Tahu bahwa dirinya tidak mengerti
c. Tidak tahu bahwa dirinya mengerti
d. Tahu bahwa dirinya mengerti

Kelompok [a] mungkin bisa dikatakan sebagai kebodohan. (Perlu diperhatikan sekali lagi, bahwa klasifikasi ini spesifik untuk setiap masalah. Misalnya, saya masuk kelompok [b] dalam bidang mikrobiologi, tapi [d] untuk Linux). Mula-mula, saya pikir kelompok [a] bakal menjadi hal yang paling menyebalkan ketika 'analisis'-nya dimuat di berbagai media. Misalnya tentang "bumi itu datar".

Tetapi ternyata kelompok [b] bisa jauh lebih menyebalkan. Kelompok ini ternyata terpecah lagi menjadi dua: karena tahu diri, tidak berbicara. Pecahan kedua ini yang parah: tahu bahwa tidak mengerti, tetapi "ngeyel" dengan berbagai dalih yang membelokkan pokok pembicaraan.

Kelihatannya Rob Enderle termasuk ke dalam golongan itu. Silahkan baca keynote speech-nya di SCO Forum 2004. Sebelum dituduh FUD, Rob sudah lebih dahulu meramalkan

I can almost hear the little Groklaw brains working. No offense, no, actually go ahead and take offense I find this practice incredibly stupid. I've opened my mouth and all some of you heard was FUD FUD FUD FUD FUD.
... sigh ...

Tentu saja Groklaw memuat ulasan tentang pidato Rob.

Kesalahpahaman (atau penjerumusan?) Rob dibahas juga disini.

Di sisi lain, saya sedang berusaha untuk pindah dari [b] ke [d] dalam masalah Linux dan resiko paten. Jadi apakah memang paten software perlu?

Tapi, jangan-jangan tulisan di atas malah menjelaskan secara gamblang bahwa saya masuk kelompok [a] dalam hal "Tahu dan Mengerti"? :D

Tuesday, August 03, 2004

It's Nice to be Important

... but it's more important to be nice. [Ebet Kadarusman (?)]

Goodbye nice people, we'll meet again next year. Hopefully.

Nice2004 sudah berakhir. Sangat sukses! Terima kasih atas kerja keras panitia yang dimotori oleh Aie dan Johar. Bagi yang menganggap bahwa biaya keikutsertaan acara ini mahal, barangkali bisa membandingkan dengan biaya yang perlu dikeluarkan untuk ikut Apricot yang pada Februari 2005 akan diselenggarakan di Kyoto, Jepang, atau tahun berikutnya di Bangalore, India. Memang di Apricot ada fellowship yang mencakup semua biaya hidup selama acara, tetapi kita masih harus mencari sponsor lain untuk transportasi dan fiskal. Tentu saja ada biaya pembuatan paspor dan (mungkin) visa. Mungkin ide fellowship ini perlu ditiru pada NiCE mendatang.

Ada beberapa kejutan bagi peserta NiCE 2004. Barangkali karena belum terbiasa membaca acara parallel maupun tersedianya fasilitas internet gratis melalui WiFi. (Tapi perlu bawa notebook sendiri)

Bagi Anda yang tidak sempat mengikuti acara kemarin, silahkan lihat foto dan paper. Jangan lewatkan kesempatan tahun depan!

Barangkali Anda ingin lebih ramai lagi? Coba kita usahakan agar Indonesia menjadi penyelenggara Apricot di tahun 2007

Monday, August 02, 2004

Jangan Biarkan CPU Anda Menganggur

Apakah Anda sering memakai top di Linux atau Task Manager | Performance di Windows? Berapa persen utilisasi CPU Anda pada 10 menit terakhir? Kurang dari 95%? Atau bahkan kurang dari 10%? Shame on you. Sumbangkan CPU Anda ke distributed.net, Great Internet Mersenne Prime Search, atau SETI @ Home.

Ketiga projek tersebut rasanya layak untuk dipromosikan sekali dalam setahun. Apa yang akan Anda peroleh dengan mengikuti proyek tersebut? Salah satu diantaranya adalah untuk mengukur seberapa banyak CPU yang Anda kendalikan pemanfaatannya :) dengan melihat statistik seperti ini, atau ini. Jangan lupa untuk
meminta ijin apabila pemanfaatan CPU tersebut bukan sepenuhnya wewenang Anda.

Apakah aplikasi itu membebani CPU dan menyebabkan proses lain lambat? Mestinya tidak. Aplikasi-aplikasi tersebut dirancang untuk berjalan pada prioritas terrendah, sehingga ketika ada aplikasi lain yang membutuhkan prosesor, secara otomatis CPU akan mengerjakan proses lain. Apakah ketika CPU terus beroperasi pada utilisasi 100%, tidak terjadi pemanasan lebih, atau bahkan kerusakan? Mungkin saja, apabila Anda melakukan overclocking atau CPU yang Anda pakai tidak memiliki proteksi thermal, dan posisi komputer Anda kurang baik sehingga sirkulasi udara kurang lancar.

Wednesday, July 21, 2004

Personality Test

Wah, mengikuti jejak Ariya Hidayat, saya juga mengambil personality test. Dari sekian banyak kelompok personality, hasil yang saya peroleh sangat diluar dugaan:


Wackiness: 48/100
Rationality: 30/100
Constructiveness: 60/100
Leadership: 66/100

You are an SECL--Sober Emotional Constructive Leader. This makes you a politician. You cut deals, you change minds, you make things happen. You would prefer to be liked than respected, but generally people react to you with both. You are very sensitive to criticism, since your entire business is making people happy.

At times your commitment to the happiness of other people can cut into the happiness of you and your loved ones. This is very demanding on those close to you, who may feel neglected. Slowly, you will learn to set your own agenda--including time to yourself.

You are gregarious, friendly, charming and charismatic. You like animals, sports, and beautiful cars. You wear understated gold jewelry and have secret bad habits, like chewing your fingers and fidgeting.

You are very difficult to dislike.

Anda setuju dengan diagnosa itu?

Monday, July 12, 2004

Kangen? Ada Sedikit Obat

Kerinduan pada mesin snowwhite (mirror-mirror on the wall ...) sedikit terobati oleh arsip di http://web.archive.org/

Saatnya untuk bikin mirror baru yang lebih terawat?

Saya terobsesi untuk membuat mirror di Indonesia karena merasakan sulit (dan mahal) -nya memperoleh software up-to-date. Akan tetapi, membuat mirror itu agak repot dihitung ROI-nya. Untuk sekedar memelihara snowwhite di akhir masa hidupnya, saya butuh downlink 128 kbps. Sebenarnya dengan link sebesar itu (dan koleksi 'selengkap' itu), dari log telah berhasil 'dibuktikan' adanya penghematan lipat 5. Artinya, tanpa snowwhite, bandwidth yang dibutuhkan untuk koneksi langsung sekitar 600 kbps.

Tapi efisiensi ini tercapai kalau ada pemakai dengan kebutuhan sama. Masalahnya adalah meng-identifikasi kebutuhan para pemakai. Perlu diingat pula, pemakai akan merasakan manfaat mirror apabila akses ke mirror lokal ini lebih cepat daripada ke asalnya. Jadi, masalah berikutnya adalah peletakan mirror. Idealnya di IIX.

Semoga setelah sesi mirror oleh Pak Ibam di NiCE 2004, banyak pihak yang lebih sadar dan mau membantu keberlangsungan mirror di Indonesia.

Friday, July 09, 2004

Mau Pibu? Ikut Brainbench Dulu!

Mumpung gratis sampai 14 Juli, coba ikut Brainbench. Setelah itu baru layani tantangan Budi Rahardjo, Ikhlasul Amal, Boy Avianto, atau Yulian Hendrayana dan juga Priyadi

Wednesday, July 07, 2004

See You on NICE 2004 ...

http://www.nice2004.web.id/
National Internet Conference & Education [NiCE]
Jakarta Hilton International Hotel, 26 - 29 July 2004

Wednesday, June 30, 2004

Tuesday, June 29, 2004

Sabar Membawa Nikmat

Akhirnya setelah sekian lama menunggu, webcam murah-meriah yang saya beli beberapa tahun yang lalu berhasil saya operasikan di Linux. Saya sudah mulai menggaruk programmer's itch dengan cara menjalankan kamera tersebut di Windows sambil menangkap datanya dengan usbsnoop. Tapi rupanya ada beberapa orang yang jauh lebih cerdas daripada saya yang telah berhasil menulis drivernya untuk kernel 2.6. Satu orang lagi telah melakukan backport ke kernel 2.4, saya tinggal membersihkan dan sedikit melengkapi agar hasil backport tersebut bisa diterapkan ke kernel 2.4.26 dari Debian.

Selain itu, winmodem di ECS akhirnya saya temukan juga drivernya. Sebenarnya hampir tidak pernah saya gunakan, setelah kelima lokasi (2 di Bandung dan 3 di Jakarta) yang sering saya manfaatkan untuk browsing memiliki koneksi 24x7, kecuali ketika dari rumah dimana saya harus dial-up. (Sebenarnya saya berharap akses GPRS dari rumah bisa cepat dan murah, tapi rupanya posisi rumah saya yang terhalang bukit sangat mempersulit).

Monday, June 28, 2004

Cerita di balik DVD

Kutipan-kutipan diterjemahkan dari http://msnbc.msn.com/id/5305710/site/newsweek/


... Berbagai studio besar di Hollywood menjual DVD ke pengecer seharga US$ 9.4 miliar, 52% dari penghasilan Hollywood di tahun 2003 ...
... penjualan DVD Finding Nemo menghasilkan US$ 400 juta, US$ 60 juta lebih besar daripada hasil pemutaran di bioskop ...
... di awal tahun 1990an, instingnya mengatakan bawah bila cakram film berukuran sebesar CD, dijual dengan harga yang tepat, dan menawarkan gambar dan suara lebih baik daripada video (Beta dan VHS), orang akan mengkoleksi film-film di DVD seperti buku-buku. Kuncinya adalah untuk membuat cakram yang murah dan berlandaskan pada standar universal ...
... (titik penting unifikasi adalah) industri komputer yang sedang mencari medium yang bisa menyimpan lebih banyak data. Bila komputer bisa memakai cakram yang sama dengan penyimpan film, itu bisa melipatgandakan permintaan dan menekan harga manufaktur ...
... di akhir tahun 2000, hanya empat tahun setelah DVD diperkenalkan, konsumer telah memborong 14 juta pemutar DVD, membuatnya menjadi piranti elektronik-rumahan yang paling-cepat-terjual. Di saat yang sama, Gladiator menjadi DVD pertama yang terjual senilai US $100 juta ...


Ada kisah sedihnya juga, silahkan baca sendiri

Balap, Flash, Panas

Menu kali ini gado-gado

Balap motor semakin menarik ditonton setelah Valentino Rossi pindah dari Honda ke Yamaha. Sayang situs resmi MotoGP penuh flash. Padahal saya sekarang sering browsing dari mesin yang lambat dan cepat panas. Agar tidak terlalu panas, seringkali CPU Transmeta di notebook tersebut saya rem dengan membatasi operasi sampai 66% clock. (Maks 600MHz, bisa diturunkan ke 500, 400, atau 300MHz). Ini trend yang melawan arus, biasanya orang lebih suka overclock :-).

Doakan saja Adrie cepat bisa menyediakan mesin pengganti yang lebih bisa diajak ngebut. Jadi saya bisa meramaikan distributed.net maupun mersenne.org.

Mestinya balap motor lebih bisa dinikmati ketika kita sedang tidak bisa menonton televisi, tetapi punya akses ke internet yang cukup cepat. Di dunia balap mobil F1, paling tidak ada dua situs yang menyediakan siaran langsung pada mode teks, formula1.com yang merupakan situs resmi, dan f1-live.com. Kadang-kadang saya menonton TV sekaligus browsing melalui kedua situs tersebut, karena telinga saya yang masih sulit diajak kompromi mendengar bahasa sono suka tulalit. Membaca komentar di web jauh lebih mudah. Nah, apakah ada situs balap motor yang menyajikan live report seperti F1?

Satu lagi, ada situs tebak-menebak F1 yang juga menegangkan. Paling tidak, membuat suasan lebih ramai ketika urutan teratas hampir tidak perlu ditebak lagi, karena masih ada 7 posisi yang sangat sulit diramalkan. Budi Rahardjo yang baru mulai menebak pada tahun 2004 inipun sudah mampu melejit mendahului saya yang memperkenalkan situs itu :(. Tapi 2004 masih cukup lama, kita lihat saja nanti ;-). Apakah ada situs serupa untuk MotoGP?

Friday, June 25, 2004

Who's the Boss?

Coba Anda bayangkan keadaan startup Anda, yang berdiri empat tahun lalu, sepuluh tahun mendatang. Katakanlah perusahaan Anda sukses besar, dan Anda tidak (belum? :D) digusur oleh venture capital yang Anda mintai tolong untuk ikut membesarkan. Kesuksesan perusahaan Anda menjadikan klien berebut datang, order berlipat, pegawai Anda berlipat 100 dari mula-mula 4 orang. Pada saat itu Anda sudah punya bagian marketing, akunting, hukum, HRD, .. padahal Anda masih ingin terus berkecimpung di bidang teknis.

Pada saat itu pasti Anda sudah mengalami masalah yang dibahas di artikel di Ask Slashdot berjudul Interviewing Your Future Boss?.

Saya boleh jadi akan menghadapi masalah ini beberapa tahun lagi. Jadi saya ingin bersiap untuk itu. Apakah saya lebih baik banting setir ke manajemen? Apa ruginya kalau saya tetap bertahan di engineering, non manajerial? Apakah tidak akan ada kerumitan apabila saya sebagai salah satu pemilik perusahaan, harus menjadi "bawahan" dari orang yang saya gaji?

Mungkin, salah satu jalan "mudah" adalah dengan menjual perusahaan lama dan membuat startup baru lagi.

Thursday, June 24, 2004

Kampanye FUD dan anti FUD

FUD (Fear, Uncertainty, Doubt) seringkali ditulis dengan sangat lihai, sehingga kalau kita tidak melakukan cross check secara teliti, kita mudah tertipu. Saya pernah terpedaya juga.

Jadi untuk mengimbangi, kita perlu baca juga siapa yang mendanai mereka. Sebenarnya Groklaw yang dibuat oleh paralegal (staf ahli hukum yang bertugas melakukan riset) ini memuat juga berbagai kupasan menarik yang bisa diacu untuk menguji kesahihan FUD, tapi nuansa hukumnya terlalu kental, sehingga saya belum bisa enjoy dalam menelaahnya.

Satu situs lagi yang wajib dibaca supaya tidak mempan termakan FUD.

Tapi diam-diam FUD itu bisa lucu juga kok!. Selamat menikmati, dan jangan salahkan saya kalau Anda tidak tertawa, karena mungkin memang selera humor kita agak berbeda ...

Tuesday, June 22, 2004

1 Tera Byte yang Absurd

Pada suatu masa, harddisk berukuran 20 mega byte sudah merupakan suatu kemewahan; satu disket berkapasitas 360 kilo byte cukup untuk menyimpan seluruh hasil kerja untuk mata kuliah seminar (3 SKS) yang terdiri dari sekian ribu baris program dalam bahasa assembly dan sekian puluh halaman buku laporan.

Lalu di masa awal internet masuk ke Indonesia, dimana koneksi melalui radio paket dengan kecepatan 1200 bps juga merupakan kemewahan tersendiri, hard disk sudah mencapai ukuran giga byte. Di masa ini (bahkan sampai sekarang), saya selalu memiliki akses ke mesin yang kapasitas penyimpanan email-nya hanya dibatasi oleh kapasitas harddisk di server. (Memang ada enaknya jadi admin, quota bukan kendala). Berbagai layanan webmail yang pernah (dan masih) saya pakai, saya anggap sebagai warga kelas dua dalam hal kapasitas penyimpanan.

Tapi hal ini berubah dengan kegilaan GMail yang memberikan 1 tera byte untuk saya. Banyak yang menganggap hal ini sebagai bug. Bahkan salah seorang tester GMail yang melaporkan anomali ini ke Slashdot, mungkin menyesal karena GMail memperbaiki bug tersebut dan mengembalikan kapasitasnya ke 1 giga byte.

Bagi saya, angka 1 tera ini istimewa, karena saya membutuhkan upaya khusus untuk mampu menyamainya. Berbagai server yang bisa saya abuse kuotanya hanya memiliki hard disk dengan kapasitas sekitar 1/10nya. Sebelumnya, saya bisa dalam sekejap sesumbar bahwa saya punya webmail pribadi dengan kapasitas 10 giga byte (walaupun saya malah lebih suka memakai mutt untuk mengakses mail di berbagai mesin).

Kenapa 1 tera itu absurd? Karena tidak mudah membuktikan klaim kapasitas tersebut. Masalahnya ada di network bottleneck. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengirim sekumpulan email untuk menguji kapasitas-absurd-satu-tera-byte itu? Dengan uplink 512 kbps, mari kita hitung seberapa banyak yang dapat kita lakukan
1 jam - 225 MB
1 hari - 5,27 GB
1 bulan - 158 GB
1 tahun - 1,88 TB
Jadi kita butuh 194 hari dan saluran mewah 512 kbps untuk membombardir GMail hanya sekedar untuk membuktikan apakah 1 tera itu bug atau feature

Monday, June 21, 2004

My Old (and New) Friends

Mestinya saya mencari nama-nama yang lebih unik untuk berbagai mesin yang saya tangani. Nama-nama yang pernah/masih saya pakai adalah blackhole, research, router, roadrunner, gober, worf, chinmi, victorinox, malone, snowwhite, goldengate, hokage ...

Beberapa mesin yang menjadi wadah eksperimen:


  • snowwhite: mirror Debian, RedHat, Slackware, Trustix Merdeka, Mandrake, CPAN, CTAN, postgresql, mysql, apache, rfc, FreeBSD, OpenBSD, ...; tempat belajar rsync dan loopback mount
  • ra02: belajar ospf (gated/zebra)
  • gd: belajar menangani solaris (kuncinya: GNU-kan saja! ;-) ), sempat 0wn3d :(
  • goldengate: belajar dual uplink
  • chinmi: laptop pertama; belajar winmodem dan pcmcia
  • victorinox: belajar memaksa mesin kecil mungil untuk melayani kelas isi ~20-30 an
  • cool: belajar dial-in server, migrasi dari RH ke Debian (nekat, jarak jauuuuh tanpa akses fisik)
  • kakilima: belajar masang segala macam DB server

Mestinya juga saya mengumpulkan berbagai konfigurasi yang mungkin bakal (sering) terpakai lagi

Sunday, June 20, 2004

Keanggotaan Terbatas GMail: Strategi Yang Cerdik

Amal mempertanyakan kapan GMail akan membuka registrasi untuk publik?. Tapi saya setuju dengan pendapat Robert Scoble bahwa strategi Google dalam membatasi keanggotaan GMail ini sangat cerdik:

1. Ekspansi keanggotaan melalui pertemanan secara tidak langsung menjamin kualitas para pemakai GMail. Kita lebih suka mengundang orang yang kita percayai / dekat dengan kita kan? Lagipula Google akan memperoleh data ekstra: web of trust, seperti di Orkut.
2. Kecepatan ekspansi ini sangat mudah dikendalikan oleh Google. Perlu mengejar target 100.000 anggota lagi? Berikan masing-masing 5 jatah ke 25.000 anggota yang telah terdaftar. (Ya, 25.000 x 5 memang lebih dari 100.000, tetapi siapa yang bisa menjamin bahwa ke 25.000 orang tersebut membagikan semua jatah miliknya, dan siapa tahu yang diundang tidak mau?). Di sisi lain, kalau dirasakan bahwa jumlah anggota telah cukup banyak, dan Google agak kewalahan, stop saja jatah undangan baru.
3. Dengan mengatur kecepatan ekspansi agar relatif datar, atau naik tapi tidak terlalu melonjak, maka Google yang sedang dalam masa tenang sebelum IPO tetap ramai dibicarakan.

Tetapi memang terasa bahwa Google mulai besar. Empat layanan utama yang sering saya akses (search, blog, mail, social network) sangat terasa perbedaan kualitasnya. Orkut terlihat paling parah dari sisi kinerja. Bahkan salah satu rekan yang saya undang ke Orkut membalas Mas, bukannya saya tidak mau diundang ke Orkut, tapi ketika saya mendaftar, nama yang saya pakai ditolak dengan alasan terlalu rumit(?). Apakah Kusnasriyanto terdengar rumit bagi Anda? ;-)

Sunday, June 13, 2004

Yes! I can burn CD using Linux

Akhirnya saya sempat juga mencoba burn CD dari Linux dengan bantuan K3B. Percobaan pertama adalah menulis ISO image Knoppixv 3.4. Telat banget ya? Soalnya, CD writer masih agak langka di lingkungan saya. Artinya: CD writer pertama yang ada dipasang pada mesin yang eksklusif Windows :(

Wednesday, June 09, 2004

Naruto, Sampah di Forum, dll

Update tentang Naruto: Ternyata dalam dua bulan, member di situs fans Naruto telah membengkak menjadi 139ribu+. Sayang isi forum, seperti disini, penuh dengan sampah. Rasanya kita mesti lebih mempopulerkan teknik Slashdot untuk menekan noise di forum dengan meta moderation.

Naruto dengan dubbing bahasa Indonesia telah ditayangkan di TransTV, pagi pukul 08.30. Setelah terbiasa dengan versi anime maupun manga dengan subtitle berbahasa Inggris, terjemahan bahasa Indonesia terdengar aneh. Misalnya, guru Naruto biasa dipanggil Kakashi di versi Inggris, sementara versi Indonesia menyebutnya Hatake. Memang nama lengkap si guru tersebut adalah Hatake Kakashi (atau Kakashi Hatake?). Tapi apakah hal seperti ini memang jamak? Atau tidak perlu dipedulikan karena ada asumsi bahwa pemirsa tidak melihat dan membandingkan kedua versi tersebut?

Sampah di web telah mulai menjamah wiki pula. Artikel di Netcraft yang diacu di Slashdot membahas hal ini. Mungkin kita perlu lebih sering membersihkan forum maupun sandbox wiki kita?

Wednesday, June 02, 2004

Tentang Orkut

Aduh! Baru mulai asyik ikut Orkut, ternyata servernya dilanda masalah. Walaupun site ini milik Google, tapi rupanya tingkat kehandalannya masih jauuuuuuh di bawah google.com. Agar mampu menanggung hit-rate yang tinggi, server-server web Orkut diperkuat oleh Squid teknik reverse proxy. Ketika mesin reverse proxy hidup, sedangkan web server mati, maka skema itu muncul ke permukaan oleh tampilan kesalahan squid yang masih polos:

While trying to retrieve the URL: http://orkut.com/Login.aspx

The following error was encountered:

* Connection Failed

The system returned:

(111) Connection refused

The remote host or network may be down. Please try the request again.

Your cache administrator is webmaster@orkut.com


Beberapa hal menarik yang sempat saya ingat (belum sempat di-double-check, karena servernya tewas):
@ 30% member Orkut di US berasal dari California. Sisanya tersebar ke negara bagian lain dengan prosentase yang jauh di bawah.
@ cukup-signifikan-% member Orkut berasal dari US. Lalu ada Jepang, Brasil, Argentina, India, ... penyebaran membership yang agak aneh rasanya. Mungkin hal ini mengindikasikan kultur penduduk negara-negara tersebut. Perlu dibandingkan dengan statistik tentang jumlah pemakai internet di berbagai negara. Ada yang tahu?

Satu hal lagi. Apa keuntungan diskusi di komunitas 'terbatas' Orkut dibanding milis? Salah satunya adalah kita bisa agak lebih mudah mencaritahu 'tampang' lawan bicara kita, dan berbagai info personal lain. Dalam milis, hal seperti ini susah/lama diperoleh. Mestinya hal ini membuat diskusi bisa lebih lancar karena kita bisa lebih memahami lawan diskusi. Setuju?

Tuesday, June 01, 2004

... We Were All Newbies Once

Judul saya ambil dari kata-kata Eric Raymon dalam dokumen How To Ask Questions The Smart Way. Sangat menarik untuk diterjemahkan. Lalu dicantumkan di FAQ berbagai milis teknis. Kapan saya sempat mulai?

Artikel Joel Spolsky, mantan pegawai Microsoft yang termasuk anggota tim pengembang Excel, juga enak dibaca. Saya sudah mencoba menterjemahkan satu artikel ke dalam bahasa Indonesia, dan membantu memeriksa hasil terjemahan dari satu artikel lain. Masih banyak artikel Joel yang bagus, masih sedikit yang berani(?) membantu menterjemahkannya ke bahasa Indonesia. Kata seorang teman yang opininya sangat saya hargai, Kenapa mesti menterjemahkan? Kenapa tidak membuat ulasan atau jawaban materi dalam bahasa Indonesia saja? Saya pikir tahap ini masih membutuhkan ilmu lebih dari yang telah saya miliki. Atau jam terbang lebih tinggi. Atau PeDe yang lebih tinggi. Jadi karena saya 'malu' mengakui, maka saja jawab Salah satu kendala bagi para newbie adalah masalah bahasa, maka harapan saya, terjemahan itu akan lebih membantu mereka ...

Di sisi lain, saya kurang berminat terlibat dalam proyek internasionalisasi / lokalisasi berbagai aplikasi seperti Microsoft Windows, KDE, atau GNOME versi bahasa Indonesia. Terus terang saya frustasi karena malah harus berpikir beberapa kali (menterjemahkan balik ke bahasa Inggris, melihat konteksnya, ...) kala membaca istilah-istilah intelegensia buatan alih-alih artificial intelligence, pengalasandian(?) alih-alih decoding. Rasanya, menterjemahkan sepotong istilah mesti dibarengi dengan usaha luar biasa untuk mempopulerkannya. Lain halnya dengan petunjuk instalasi Debian. Yang ini saya ingin ikut menterjemahkan, agar semakin banyak pengguna Linux di Indonesia yang ikut teracuni^w merasakan nikmatnya Debian

Kembali ke masalah newbie. Saya sangat terganggu dengan kata-kata dalam email ... maklum saya newbie .... <BOFH mode>Mestinya mereka langsung digaplok dengan printout terjemahan artikel ESR di atas</BOFH mode>. Newbie bukan excuse untuk pertanyaan yang thoughtless. Dan lagi, kata-kata itu tidak membuat orang simpati. Tapi mungkin saya lupa bahwa saya juga pernah newbie ... dan tentu saja beberapa blunder, seperti misalnya posting pertama di LKML tentang sesuatu-yang-saya-malu-utarakan-disini, hahahaha

Monday, May 31, 2004

Beberapa Bacaan Ringan

Mark Lentczner bekerja keras beberapa bulan untuk membuat 'tabel periodik' operator Perl. Mengingatkan saya ke kuliah Kimia Dasar. Saya hanya berhasil menghafal 30 nama elemen pertama, dan beberapa jembatan keledai untuk elemen di beberapa kolom.

Di sisi lain, moto lazy admin is a good admin mungkin tidak tertolong oleh kehadiran YaST di Debian. Thread di milis developer Debian membahas bahwa Webmin-pun boleh jadi masih lebih baik daripada YaST. Tips ini sangat menyedihkan. Mungkin helper untuk newbie adalah newbie juga? :))

Barangkali keluhan-keluhan semacam ini cukup menggambarkan keengganan saya memakai Webmin, linuxconf, dan berbagai aplikasi control panel. Back to CLI, guys!

Paling tidak masih ada kata-kata penghibur

> Discussing yast and 'improving user experience' in parallel threads
> seems contradictory to me, but then, as you wrote, you don't have to
> use it. I mean, i'm not objecting ITP, in case it is found to be of use
> for anything except getting #1000000 out.

Au contraire. YaST and 'improving user experience' are definitely
parallel; they do not meet at any point, neither in past, present, or
future... =)
Hanya saja, pengalaman saya di AIX cukup bertentangan dengan kebiasaan saya menangani sistem Debian. Semua pekerjaan administratif di AIX saya lakukan via SMIT, mungkin karena saya belum terbiasa dengan nama-nama utilitas. Bagusnya, SMIT mencantumkan perintah CLI beserta opsi-opsinya untuk setiap task yang saya eksekusi via menu.

Wednesday, May 26, 2004

Makian Yang Sopan

... May their beards fall out and their beer go sour in their mugs.

Lebih enak didengar/dibaca daripada f**k maupun s**t bukan? ;-)

Tuesday, May 18, 2004

Database Hacking

Pada jaman dahulu kala, ketika Novell NetWare masih versi 3.12 (atau malah masih 2.x?), saya mencoba memasang server Oracle (mungkin versi 6) di disk NetWare. Akses dari klien PC. Lucunya, saat itu saya nekat membiarkan concurrent access dari beberapa klien ke database tersebut. Selama beberapa hari, saya dibingunkan oleh masalah database-crash. Setiap hari reinstall. Konyol sekali memang. Cara belajar trial-by-error yang sangat tidak dianjurkan. Dimana letak masalahnya? Locking. Seharusnya urusan database engine untuk menangani locking, sementara pada waktu itu saya memaksa sharing file-file database (yang entah kenapa, diijinkan oleh NetWare). Maka ketika klien A dan B menulis ke database pada waktu yang bersamaan, database rusak. (boyz and girlz, do not try these at home ;) ).

Dengan berlalunya waktu, saya kenal Debian, dan saya masih suka memaksa memasang berbagai engine database komersial di atas platform Debian GNU/Linux. Not so bad. Salah satu hasilnya adalah kontribusi ke DB2 HowTo.

Oracle-pun pernah saya hack agar lebih mudah dipasang di Linux, lagi-lagi Debian. Tidak ada publikasi tentang ini. Tapi intinya, saya menyalin berkas biner dari instalasi lama (yang sudah berjalan baik), kemudian untuk membuat instalasi baru, salinan berkas tadi saya letakkan di suatu tempat dan langsung bisa diaktifkan. Belum saya coba apakah cara ini portabel. Lebih nekat lagi, saya membuat script untuk membuat instance baru dengan teknik kopi-biner tersebut. Lebih cepat daripada cara official.

Setelah Oracle dan DB2 merilis installer berbasis Java, maka hacking (hampir) tidak diperlukan lagi. Mungkin salah satu hacking ke database yang masih harus saya lakukan baru-baru ini, hanya sekedar men-setup DB2 di mesin AIX agar bisa menjalankan stored-procedure. Sebenarnya ada kompiler C yang sudah dibeli untuk instalasi tersebut, tapi entah kenapa saya tidak berhasil memasangnya. Daripada pusing, saya pasang saja GNU gcc di mesin tersebut. Dan dengan sedikit tweaking, stored-procedure bisa berjalan.

Andapun bisa mencoba sendiri berbagai database secara legal.
Oracle - versi evaluasi free, security update terbatas untuk pelanggan
DB2 - versi evaluasi free, security update terbuka, tapi ukurannya gila-gilaan
Informix - dibeli oleh IBM, versi evaluasi tidak tersedia lagi
Sybase - pernah ada versi evaluasi
MS SQL - belum pernah saya sentuh
SAP/DB - open source, baru sempat di download
MySQL - lisensi ganda, open source dan komersial

URLnya? Coba minta tolong ke Google untuk mencari. Anda suka memakai Google kan?

Monday, May 17, 2004

Mengatasi Slashdot Effect

Di masa awal kelahiran situs MQ, host-nya adalah sebuah mesin Debian yang tersambung ke internet via DSL. Ketika pada suatu malam AA Gym mengumumkan keberadaan situs tersebut di televisi, maka beberapa jam kemudian mesin tersebut terkena Slashdot Effect. Lebih parah lagi, logfile membengkak dengan cepat sehingga memenuhi disk. Padahal hanya ada satu partisi (very bad setup indeed!). Kondisi ini tidak bisa diatasi segera, karena sesi ssh selalu dipentalkan akibat penuhnya disk. Solusinya? Reboot (untung ada orang yang standby di sebelah mesin, mesin ada di San Francisco, sedangkan admin mengakses dari Bandung). Begitu mesin mulai up lagi, buru-buru ssh, secepat mungkin mematikan apache, memindah log ke partisi lain (itulah, sebenarnya sudah ada disk lain, tapi kemalasan memanfaatkannya membawa masalah), menyalakan mod-gzip, lalu menghidupkan lagi apache. Load melonjak lagi. Tapi kali ini sesi ssh masih bisa bertahan.

Saat ini ada layanan gratis yang bisa membantu kita menghadapi Slashdot Effect: FreeCache. Cara pakainya mudah, cukup dengan menambahkan http://freecache.org/ di depan URL sebenarnya. Misalnya untuk mengakses website saya, kita dapat memakai http://freecache.org/http://research.indocisc.com/~andika/index.html. Perlu hati-hati disini, karena yang akan di-cache hanya URL tersebut. Halaman lain di situs tersebut tidak otomatis di-cache. Tapi paling tidak satu halaman awal yang mengalami hit paling banyak, tidak lagi membebani mesin kita secara berlebihan.

Sekarang masalahnya berbeda. Bagaimana kita menguji efek pemanfaatan FreeCache tadi? Dengan kata lain, bagaimana kita memulai Slashdot Effect? :)

Sunday, May 16, 2004

Bekal Kerja Seorang Sarjana Baru di Bidang IT

Mestinya saya termasuk golongan orang yang sangat beruntung. Saya pernah mencoba dan memakai berbagai macam hardware: Casio FX-702P, MicroProfessor, Apple II, IBM PC/XT, IBM PC/AT, IBM RT/PC, IBM S/36, IBM AS/400, IBM 3031, PowerMac, Sun Sparc 5, Sun Sparc 20, Sun E10000, IBM PowerPC (lupa serinya, 1 workstation kecil, satu lagi mesin seukuran lemari), DEC AlphaStation 5000, DEC Alpha server (lupa serinya), server HP (sebesar lemari, tidak tahu serinya, run HP/UX), berbagai macam notebook.

Tentu saja berbagai OS juga: DOS, Windows {2.x, 3.x, 9x, NT, ME, XP, 2000}, SCO {Unix,UnixWare}, AIX, HP/UX, Solaris {2,7}, OS/2, OSF/1, VMS, Netware, ... Bukan hanya memakai OS, tapi juga mulai dari instalasi dan operasi.

Juga masalah jaringan: IPX, TCP/IP, NetBIOS, X.25, AX.25, ethernet, fiber-optic, wireless, ...

Banyak diantaranya saya kenal sebelum saya lulus kuliah. Padahal saya mulai mengenal PC pada tahun 1986. Jangan bertanya berapa lama saya kuliah :-(

Mungkin itu sebabnya ketika saya ikut mewawancarai sekian puluh pelamar lowongan IT, saya merasa kasihan, terkejut, heran, bersyukur, sedih, gundah, dan sekian banyak perasaan tercampur aduk. Para pelamar itu kebanyakan hanya mengenal Windows.

Barangkali ada yang menganggap saya kaya, sehingga bisa membeli berbagai komputer dan berbagai peralatan lain, lalu mencoba mengotak-atik. Tidak. Saya belum pernah membeli PC dengan uang milik sendiri. PC milik pribadi pertama saya adalah pemberian Tante yang sangat murah hati, sekitar tahun 1987. Itupun setelah sekian tahun ngiler melihat teman-teman kuliah punya PC. Hardware lain yang saya coba adalah milik kantor, milik pemberi pekerjaan, atau milik kenalan yang ingin dibantu mengelola mesinnya.

Ketika saya coba bandingkan diri saya beberapa tahun yang lalu (ketika baru selesai kuliah) dengan para pelamar kerja itu, saya menemukan beberapa kejanggalan. Kenapa mereka belum menyentuh, paling tidak, OS selain Windows? Kenapa (banyak diantara) mereka yang punya PC sendiri tidak mencoba menginstall OS selain Windows? Kenapa mereka yang punya kesempatan untuk menjaring lebih dari 1 komputer tidak mencoba mempelajari TCP/IP?

Apakah masalah minat? malas? sibuk? kurangnya kesempatan? kurangnya fasilitas? Atau bahkan mereka tidak tahu bahwa ketrampilan dan pengalaman diluar semata-mata kuliah akan dibutuhkan untuk bekerja?

Keanehan berikutnya menyangkut pemrograman. Di dunia nyata, membangun aplikasi menyangkut kerumitan yang sangat tinggi, sehingga pasti dibutuhkan kerja sama kelompok. Bahkan bila seseorang sanggup sendirian merancang dan membangun aplikasi untuk client-nya, pasti diperlukan komunikasi. Dua hal ini, kerja kelompok dan komunikasi, kelihatannya tidak disentuh oleh pendidikan tinggi kita. Pengalaman membangun aplikasi yang dimiliki oleh para pelamar itu juga sangat minim. Kebanyakan hanya membuat aplikasi untuk memenuhi tugas kuliah, tanpa mencoba mengasah kemampuan memrogram dengan menerapkannya pada berbagai masalah lain. Akibatnya, penguasaan bahasa, atau paling tidak algoritma, tidak memadai ketika mereka melamar kerja. Barangkali mereka tidak pernah mendengar kata-kata Pak Hartono Partoharsodjo (yang mengajari saya assembly dan C, dan kamarnya di jurusan pernah menjadi pondokan saya selama 1 tahun): "... untuk setiap 1 jam pertemuan di kelas, kalian perlu berlatih sendiri 10 jam ..."

Wednesday, May 12, 2004

Link menarik dari Slashdot hari ini

Advanced Graphics Algorithm
Sony Vaio Type-X, semacam TiVo, bisa merekam 7 acara televisi sekaligus selama 7 hari terus-menerus, media penyimpanan sebesar 1 TB.
Masalah Paten pada Open Source Software. Sedemikian mahalkah?

Monday, May 10, 2004

Robot dan Psikologi

Kombinasi yang menarik. Mari kita tengok:



Wednesday, May 05, 2004

Membaca itu mengasyikkan.

Sekali waktu, saya ikut kerja praktek Schlumberger (tahun 1989? halo Asnul Bahar & Sarwa Bakti, anda dimana sekarang?). Di guest house tempat saya tinggal selama sebulan, bertebaran pocket book berbahasa Inggris. Salah satu berjudul Shall We Tell The President? karya Jeffrey Archer.

Ternyata enak dibaca. Sama enaknya dengan ketika saya membaca seri Bu Kek Siansu karya Ko Ping Hoo, majalah Hai (seri Trigan, Storm), seri Mahabarata dan Ramayana di majalah Kawanku (?). Walaupun sebagian kosa kata di buku berbahasa Inggris yang saya baca tidak saya kenal, saya malah merasa terganggu kalau harus melihat artinya di kamus. Main tebak saja.

Lalu perburuan pocket book berbahasa Inggris pun dimulailah. Jeffrey Archer, Tom Clancy, Robert Ludlum, James Clavell, Frederick Forsyth, Erich Segal...

Namun saat ini kebiasaan membaca saya bisa terbagi menjadi dua: online dan buku di kereta api. Agak sulit memaksa diri membaca buku ketika di depan mata ada komputer sedang tersambung ke internet. Tabiat yang buruk!

Dan kini adalah saatnya untuk belajar menulis! Suatu hal yang jauh lebih sulit daripada membaca.

Monday, May 03, 2004

Google: Faster than Fastest Super Computer?

Disini dibahas perkiraan kasar tentang berapa mesin yang menjadi tulang punggung Google, yaitu 31.654 sampai 79.112 mesin. Dengan asumsi bahwa tiap CPU hanya 1 GFlops, dan tiap mesin punya 2 CPU, maka diperoleh angka 126 sampai 316 TFlops untuk seluruh mesin Google.

Bandingkan dengan 5 komputer tercepat di dunia yang hanya punya nilai 8.6 TFlops sampai 35.86 TFlops.

Garfinkel menulis tentang Google vs Akamai yang berisi berbagai angka menarik tentang Google. Dari situ jelas mengapa Google tidak mempublikasikan angka-angka yang tepat: agar kita bisa bermain tebak-tebakan! :)

Friday, April 30, 2004

Memrogram itu sulit.

Saya mulai kenal BASIC di Casio FX-702P di tingkat 1. Saat itu PC (XT, RAM 640kB; ada yang pernah pakai?) masih jarang. Tahun berikutnya belajar FORTRAN di mesin Apple II. Mengedit source code dengan WordStar (harus mode non-text(?), agar isi file murni ASCII). Lalu kenal Turbo Pascal, suatu program ajaib yang merangkap fungsi editor, compiler, dan library dalam satu file executable berukuran kurang dari 64kB. Masih di Apple II juga. Tahun berikutnya mulai merambah ke machine code (ini bahkan lebih rendah dari assembler, kita harus menulis bahasa assembly di kertas, menterjemahkannya ke opcode, lalu memasukkan byte-demi-byte opcode ke MicroProfessor, mesin Z-80 yang cute. Lalu Assembler. Mulai pakai SideKick, program ajaib lain yang memperkenalkan manisnya multitask ke dunia DOS. Sampai tahap ini, learning curve cukup landai rasanya. Tiba-tiba harus bertemu dengan Mark Williams C. Saat itu saya memperhatikan dengan takjub rekan saya Bambang Sugiantoro asyik berkutat dengan teks editor, lalu harus meng-compile dengan perintah command line. Di masa saya belajar FORTRAN, bahkan sampai Assembler, saya tidak alergi dengan command line. Tapi entah kenapa saya gentar melihat C. (Mungkin juga kronologi dalam ingatan saya tidak runut, mungkin saya melihat C pertama kali malah sebelum Assembler). Tapi ketika Borland menaburkan kharismanya lagi dengan Turbo C, saya langsung jatuh cinta dengan C. Tidak ada lagi rasa terintimidasi. Mungkin saya telah berubah menjadi manja. Sebenarnya, flashback, kenapa saya tertarik memrogram? Karena saya tidak cukup mampu untuk membeli komponen elektronik. Hobby saya mulai SD adalah elektronik. Tapi reusability komponen elektronik cukup rendah. Bahkan kesalahan disain maupun implementasi bisa menyebabkan kerusakan komponen. (Bayangkan kalau kita memrogram dengan tingkat kesulitan seperti itu :)). Karir saya di pemrograman lumayan lama. Mulai Casio (tanpa grafik), sampai Turbo Pascal dan Turbo C di atas DOS dan grafik di VGA. Tapi ketika Windows datang, saya tidak mampu menyeberangi energy barrier, bahkan untuk sekedar menulis program "Hello, world" GUI di Windows 3.1. Cukup lama saya bertahan di DOS, dan sempat tertarik dengan Novell Netware juga. Ketika, lagi-lagi, Borland datang dengan Delphi, saya baru mau mencicipi pemrograman di Windows. (Saya tidak ingat apakah Visual Basic hadir lebih awal dari Delphi, tapi walaupun saya pernah memakai Visual Basic, tidak terasa "greng"-nya, sehingga saya tidak mendalami). Lalu ada internet, Linux, Solaris, Oracle, DB/2, Informix, dan masih banyak lagi. Semua cukup menantang. Saya jadi lupa bagaimana memrogram. Lebih-lebih setelah bertemu Perl dengan cacingnya yang mengerikan. Jadi, memogram memang sulit. Saya bagian mengkritik program orang sajalah :)) ---- Sudah lama saya ingin menyumbangkan patch ke kernel Linux. Ketika saya menemukan sebuah bug di kernel 2.4 (dan 2.6 juga), saya sangat gembira. Lebih-lebih ketika saya menemukan cara mengatasinya. Tapi rupanya maintainer subsistem itu juga tidak setuju dengan bugfix yang saya ajukan.

andika@xxxxxxxxxx.com (Andika Triwidada) writes: >> Well, before fix, we will need to find the cause of this problem. > On the other hand, this problem did exist. Is it justified enough to patch kernel then? If this is undocumented specification of windows, it would be added as workaround for it. If the crash or something is cause of the problem, it should not be added. > I don't see any potential future problem from application of my patch. The principle of "Keep It Simple, Stupid". The fsck is separated from kernel, and it does on userland. Since the repair is fsck's job, there is no reason that kernel does it. -- OGAWA Hirofumi <hirofumi@xxxxxxxxxx.jp>
Jadi, memrogram, apalagi di level kernel, itu memang rumit bukan?