Wednesday, June 29, 2005

Nightshot Jembatan Pasupati

dari arah timur
dari arah timur

dari arah barat
dari arah barat

Akhirnya menjelang tengah malam tanggal 28 Juni, saya memberanikan diri parkir di tepi jembatan Pasupati yang penuh dengan rambu S-coret. Sayang tripod tidak terbawa, dan kamera Nikon Coolpix 2000 tidak memiliki bukaan bulb.

Tuesday, June 28, 2005

Spim Dari Presiden?

Hari ini beberapa nomor ProXL milik saya dan teman-teman menerima spim yang cukup mencurigakan. Pada field pengirim, tertulis PRESIDEN RI, bukan nomor. Isi pesannya adalah:

Stop penyalagunaan dan kejahatan Narkoba sekarang. Mari kita selamatkan dan bangun bangsa kita, menjadi bangsa yang sehat, cerdas, dan maju.
Saya duga, ada orang yang spoofing dan mengatasnamakan Presiden. Untuk membuktikan apakah memang 9949 memakai identitas pengirim "PRESIDEN RI", saya coba mengirim pesan singkat ke nomor itu, yang dengan segera dibalas dengan
Terima kasih atas partisipasi Anda dan pesan Anda telah kami terima. Ttd Presiden Republik Indonesia
Balasan ini tetap menampilkan nomor pengirim 9949, bukan PRESIDEN RI. Jadi?

Update (2005-06-28 14:22)

Informasi dari Dicky WP: Spim yang sama disebar juga ke pelanggan postpaid Satelindo dan IM3, dan pengirimnya memiliki akses ke SMSC master, bukan SMSC level berikutnya seperti yang dipakai oleh para penyedia jasa SMS.

Jadi, kemungkinan besar memang pesan tersebut dikirim dari tim SMS Presiden.

Tapi mengapa harus melakukan spim? Kenapa tidak menyisipkan pesan tersebut ke jawaban standar atas pesan yang masuk ke 9949 misalnya? Ada yang salah di tim SMS Presiden rasanya: masalah ETIKA.

Tuesday, June 21, 2005

Command Line For Web

Unified search yang menarik. Belum sempat dicoba ekstensif. Search macam apa saja yang sering anda lakukan? Saya biasa memanfaatkan search tekstual Google, search gambar Google, search usenet Google, search arti kata (Firefox: dict foo); lalu whois dan man via console Linux; search torrent dari torrenttyphoon. Yubnub menggabung semua fungsi tersebut menjadi satu. Tapi kelihatannya perlu dibiasakan dulu.

More on this later ...

Monday, June 20, 2005

Stop Blaming Technology

Anak emas media massa ini berkoar-koar lagi:

Roy memastikan Artika hanyalah menjadi korban kejahatan teknologi di dunia maya atau cybercrime.
Mari kita lihat arti dari cybercrime:
Cybercrime is a broadly used term to describe criminal activity committed on computers or the Internet. Some of it is punishable by the laws of various countries, whereas others have a debatable legal status.
Jadi dimana letak kriminalnya? Saya sudah kehabisan kata untuk mengomentari pakar mencla-mencle satu ini. Ayo Roy, jangan hanya menyalahkan teknologi, apalagi orang lain. Bukankah anda sendiri pernah menyatakan kalau foto itu memang foto Artika? Mana permintaan maafmu? Cukupkah hanya dengan "ralat" murahan seperti itu?

Link saya peroleh dari Benny Chandra

Thursday, June 09, 2005

Cepat Sembuh Pak Budi!

Pak Budi Rahardjo saat ini diopname di RS Santo Yusuf, Bandung, karena batu ginjal. Tapi tidak perlu opname berkepanjangan, dan bisa menunggu batu ginjal yang sedang dalam perjalanan keluar, di rumah saja. Semoga cepat sembuh Pak!

Saturday, June 04, 2005

Never Ending Generosity

I don't remember exactly how I got involved in this very, very addicting game called Blogshares. But it has been fun. Maybe it was started from a posting in id-gmail. I would have been playing "normally" if Enda had not give me some stocks to play with. But then another, shocking event happened. I read Laila's page stating that she will give five billion Blogshares dollars to every newbies. Whaaat? I didn't believe it initially. But I said to myself that I have nothing to loose. So I put a sell order on one of my cheapest stock I have, set its price to 5M B$, send a PM to Laila regarding that, and wait, and wait, very nervously.

Then the most wanted answer came, and I got a first taste of Blogshares $ million. A huge jump from initial B$ 500 every new player got. But what to do with this much of "money"? This stage is very shaky. I bought ideas, created artefacts, and blindly trying to follow rich players' way. Of course without much success in gaining thousandfolds valuation in the shortest time.

So, treasure hunt continues. Then I know that chips can be sold around 25 million B$ each. Chip hunting period started. Again, Laila help me much when she created her personal mission to collect 700.000 chips. She is willing to buy chips at above market rate: 35 million B$ each. But unfortunately, I use an ISP which utilize transparent HTTP proxy which use round robin. This invalidates some of my industry moderations which if was succeed will reward me more chips per item I moderated than voting (which in turn will be moderated).

More fun is guaranteed when you have friends to play along with. But then, I'm in the middle of an internal battle: to continue playing as a normal member, with transaction limitations; or became premium member, which will allow unlimited transactions daily. To be a premium member, we, Indonesians, can't do easily because we can't use PayPal. Alternatively we can trade 18.000 chips for premium membership. But collecting 18.000 chips takes time. So when Laila created a mission which will give 10 winners free upgrades to premium membership, I got another urge to try premium.

Well, this part will contain my 'review' to Laila's blog, if you can call this a review. It seems that Laila got several jumps, which might make her rather unprepared of Blogshares antiques (like PRDs and HTOs, especially on top blogs). Or is it others were rather unprepared of Laila's increasing valuation?

But what impressed me most is Laila's never ending generosity. She had given back much more than she received initially. Remember 35million B$/chip? 5 billion for 1 share? Those make newbies entry much more easier to bridge a huge disparity (B$ 500 newbie vs 1 quadrillion richest player). She was not stopped at that, but also spread her "wealth" to real world through Save The Children. Very good examples. A game can be much more than just having fun.

Thanks Laila.

Masih Mau Pakai Bluetooth?

Bluetooth makin rawan atas MITM-attack. Serangan secara ringkas bisa dilakukan dengan cara (1) sniff percakapan terenkripsi, (2) brute-force PIN, (3) spoof ID, kirim message 'lupa kunci', (4) akan terjadi renegosiasi kunci yang hanya butuh waktu 0.3 detik bagi Pentium III untuk memecahkannya.

... “Having it done so easily is surprising,” says Schneier. He is also impressed by the fact that Wool and Shaked have actually implemented Whitehouse’s idea in real devices.

They show that once an attacker has forced two devices to pair, they can work out the link key in just 0.06 seconds on a Pentium IV-enabled computer, and 0.3 seconds on a Pentium-III. “This is not just a theoretical break, it’s practical,” says Schneier.
Apa resikonya?
The discovery may make it even easier for hackers to eavesdrop on conversations and charge their own calls to someone else’s cellphone.
Jadi? Paling tidak, jangan aktifkan Bluetooth di tempat publik.

Quo Vadis Kominfo?

Detik kelihatannya (lagi-lagi), salah menulis.

Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Ristek dan Teknologi, akan memutihkan pemakaian software di warnet dengan menawarkan solusi open source. Selain itu, tengah dipersiapkan pula mekanisme subsidi sebesar US$3.400 (Rp 32,5 juta) per warnet untuk penggunaan software berlisensi.
Ralat berita itupun masih kurang tegas.
... Menurut Kemal, Menteri Ristek Kusmayanto Kadiman hanya bermaksud menawarkan solusi untuk warnet. Menristek, menurut Kemal bermaksud mengatakan bahwa setiap warnet diberi waktu selama tiga bulan untuk mencari solusi. ...
Saya baru bisa memahami ralat tersebut, setelah membaca posting Ryo Saeba berikut:
... usulan pemutihan itu tidak muncul dari menristek sendiri (KK), tapi usulan dari kominfo (Pak Cahyana), dan itupun dengan skenario pemutihan untuk sementara (1 tahun) dan model lisensinya meniru model lisensi untuk pendidikan (katanya satu lisensi itu USD 20?), sehingga dengan 4000 warnet diperkirakan uang yang dkeluarkan oleh kominfo (bukan dari kantornya menristek, saya ingat dulu benny mempermasalahkan kenapa IT tidak ditangani oleh menristek) adalah tidak lebih dari 100 ribu dolar.

Adakah keuntungan jangka pendek maupun jangka panjang bagi Indonesia untuk melakukan subsidi itu? Sudah saatnya kita lepas dari penjajahan ekonomi. Gunakan software bebas!

Yang masih menjadi pertanyaan saya adalah: mau kemana Kominfo? Kenapa 100 ribu dolar, atau berapapun nilainya subsidi itu, tidak dicurahkan untuk mempercepat lepasnya kita atas ketergantungan software dari manapun?