Selama ini saya menyiapkan satu partisi khusus untuk setiap instalasi Linux. Kalaupun saya memakai chroot, biasanya proses aktivasi instalasi dibawah chroot tersebut selalu didahului dengan aktivasi instalasi induk. Tapi posting di LKML ini membuka mata saya:
kernel /boot/vmlinuz-2.6.24-inst01 root=/dev/sda6 ro init=/inst01/lib/ld-linux.so.2 --library-path /inst01/lib /inst01/usr/sbin/chroot /inst01/ /sbin/initApa keuntungannya? Penghematan, dan terutama, fleksibilitas space! Sudah saatnya menggabung 11 partisi di harddisk eksternal tinggal menjadi 2 (ext3 dan NTFS).
kernel /boot/vmlinuz-2.6.24-inst02 root=/dev/sda6 ro init=/inst02/lib/ld-linux.so.2 --library-path /inst02/lib /inst02/usr/sbin/chroot /inst02/ /sbin/init
...
7 comments:
wah, menarik!
siapin partisi khusus ah buat nyoba :P
Isih butuh NTFS ta ?
wah ada maenan baru, kalo lagi bosen bisa dicoba tuh
kalau flexibilitas space saya paham Mas. Namun yg dimaksud penghematan itu bagaimana ya? Bukannya space yg digunakan sama saja?
@bank al: misal saya pasang distro A pada partisi #1 dengan ukuran 5 GB, dan distro B pada partisi #2 dengan ukuran 5 GB juga. Lalu ternyata kebutuhan space di distro A hanya 2 GB, dan distro B hanya 3 GB. Kan kalau partisinya di-share, ada 5 GB 'tersisa' yang langsung bisa dimanfaatkan oleh distro C, tanpa perlu resize. Dengan kata lain, cukup 10 GB bisa 3 distro, dibanding kalau dengan fixed partition yang jadi perlu 15 GB.
hmm, ilmu baru, salam kenal :D
Saya sudah coba pak.
Dan hasilnya...
MBR SAYA EROT dan ndak bisa dibaikin.
huuhuhuhuhuu...
Post a Comment