Wednesday, November 24, 2004

Seri Mudik #5: Pacitan

SBY yang baru terpilih menjadi presiden Indonesia berasal dari Pacitan. Lagipula, setelah hampir 20 tahun tinggal di Madiun, hanya Pacitan satu-satunya kota di eks karesidenan Madiun yang belum pernah saya kunjungi. Jadi, cukup alasan untuk berangkat.

Perjalanan Madiun - Pacitan sejauh sekitar 90 km memerlukan waktu sekitar 3 jam, melewati lebih dari 300 tikungan (yang dihitung oleh paman saya yang membawa counter), tapi tidak terlalu banyak tanjakan maupun turunan. Sebagian besar jalan yang kami lewati beraspal mulus. Rupanya baru beberapa tahun ini jalan Ponorogo - Pacitan yang biasanya hanya cukup untuk satu mobil, diperlebar sehingga ketika dua mobil berpapasan, tidak perlu lagi mencari penggalan jalan dengan bahu yang lebar.


Teluk Pacitan


Teluk Pacitan cukup panjang. Jadi kami tidak perlu berdesak-desak dengan pengunjung lain walaupun objek wisata ini cukup populer untuk dikunjungi para pemudik.

Sementara, kami lewati dulu pantai, dan menuju ke Goa Gong.


Goa Gong


Goa kapur banyak terdapat di Pacitan. Salah satu yang terbesar adalah Goa Gong. Di dalamnya banyak stalaktit dan stalagmit. Beberapa area berpendar-pendar ketika difoto, mengingatkan saya pada lagu

There's a lady who's sure
all that glitters is gold
and she's buying
a stairway to heaven ...

Bermain air di pantai Pacitan


Air laut di Pantai Teleng Ria bersih. Anak-anak yang tidak sempat mandi air tawar setelah bermain di pantai, dan hanya diguyur dengan beberapa botol aqua sebelum naik ke mobil dan pulang ke Madiun, tidak merasakan gatal-gatal.

Di kemudian hari saya baru menyadari bahwa korupsi kronis sudah menyentuh berbagai daerah tujuan wisata. Ketika kami masuk, penjaga Pantai Teleng Ria yang bertugas menarik retribusi menanyakan jumlah penumpang kendaraan, yaitu 10 orang. Kami membayar tiket untuk 1 mobil dan 10 orang. Tapi belakangan kami baru sadar bahwa tiket yang diberikan hanya untuk 1 mobil dan 7 orang. Sigh.

... bersambung

14 comments:

Anonymous said...

Salam Kenal Mas, saya juga pegen memori kesana nih, tapi belum sempet pulang kampung, th 1999 saya ke Pacitan itu jalanya juga sudah beraspal halus, tapi sepertinya belum di perlebar...:)

Anonymous said...

saya asli lorok pacitan. kepingin juga tiap tahun pulan kampung. tapi saiki tambah sibu dan ongkos menjadi beban. sebanranya ingin pulang..... kangen pacitan...... salam buat Pak Sodik Sujak Ploso. apa kegiatannya

Anonymous said...

Salam kenal juga...
sebearnya jalan ponorogo-pacitan sudah mulai dilebarkan sejak adanya AMD skala besar (1996?..) namun dengan adanya gerakan reformasi 1998, maka tentara kembali ke barak dan proyek AMD skala besar di pacitan ikut mangkrak.
baru pada tahun 2000an setelah tebing yang barusan diledakkan banyak yang longsor, proyek ni mulai diteruskan walau tetap saja tersendat2.
thn 2004 sdh lumayan mulus...
jadi pelebaran jalan ini sebenarnya gak ada hubungannnya dg SBY jadi presiden... ?

salam

Anonymous said...

Saya bukan asli pacitan tapi ibu saya yg asli pacitan, Pantainya memang bagus pak. kalau mau agak jauh sedikt(keluar dari teluk pacitan) ada juga pantai watuKarung, pasir putih, kelayar, dll. air-nya lebih jernih dari teleng Ria. Tapi ya itu pemandangan-nya bener2 luar biasa, kalao bawa kamera tangan pasti gatel rasanya. hehe..
Salam kenal.

Anonymous said...

hati-hati ke pacitan lewat ponorogo pas musim hujan, hindari perjalanan malam, tapi kalo begal dll insya allah jalanan situ tidak ada smoga aman-aman selalu. selamat bekerja di perantauan dan pacitan always wellcome :)

Anonymous said...

piye kabare pacitan q jarang mulih ki no perantauan pengene seh mulih tapi saiki ongkos mahal dah da perkembanganm yang menggembirakan pa belum di pacitan? terus terang q kangen banget karo pacitan

Anonymous said...

gmana kabarnya tulakan da yang baru ga seputar tulakan oh ya q alumnus smp muh 2 tulakan gimana kabar smp muh 2 tulakan masih berjaya kan volly ballnya? mencari kawan sesama alumnus..

Anonymous said...

halo pacitan q klangen sama keindahanmu

Anonymous said...

pacitan emang ok..aku kangen lorok...konco lorokkk salammmm

Anonymous said...

salam kenalll cah lorok q. lagi nyambut di sukabumi

Anonymous said...

Salam kenal ...
Kula asli Pacitan, lair teng Ngadirojo Lorog lajeng ndherek tiyang sepah teng Baleharjo Pacitan dumugi taun 1999, sakmenika ceker-ceker teng Bandung ^_^ Ingkang dipun kangeni teng Pacitan : IWAK + ATI KELONG. He3 soale teng Bandung mboten wonten iwak kelong. Menawi wangsul, ingkang dipun parani nggih TELENG RIA. Nanging sayange sakmenika dibangun pelabuhan (?) ingkang kadose "merusak keindahan alam" ingkat taksih alami ... Mbokmenawi (lan mugi2) pelabuhan menika maringi manfaat ingkang langkung kathah kagem bapak2 nelayan. Kula taksih kemutan, riyin jaman SMP daerah muara kali teng Teleng Ria menika taksih kathah toyane, mboten kados sakmenika.
Jadi saya menyimpulkan (alah wis kesel nganggo basa Jawa hi3) kalo pantai Teleng Ria itu makin surut. Seingat saya, waktu kecil (1985an) ke sana, pantainya masih menjorok ke dalam. Sekarang sepertinya lautnya makin surut ajah ... selain itu juga makin kotor (dulu tidak ada sampah bertebaran, masih banyak pohon kelapa yang sekarang ditebangi dijadikan atap tempat duduk itu ... sayang sekali ...). Tapi kalau dibandingkan dengan pantai2 lain yg pernah saya kunjungi, Teleng Ria masih lebih alami + perawan ... semoga tetap terjaga keindahannya.
Salam,
ZN

Anonymous said...

askum,numpang kenal,saya berasal dari pacitan,nawangan gondang semen joho itu rumahku,saya sangat kangen banget dengan kampung halamanku,saya sudah lama tidak pulang kampung karena sekarang aku sekeluarga sudah tinggal di kuala lumpur malaysia,salam dari saya untuk keluarga pacitan.
wassalam.

agus said...

salam kenal sedulur2ku,saya asli Gemaharjo Pacitan.saya sangat bangga dilahirkan di Pacitan dengan berbagai keindahan alam yang menakjubkan yang jarang dimiliki daerah laen.

Ahmad Anwar said...

aku juga kangen.apa lg di goa gong