Friday, October 22, 2004

Keliling Indonesia, Sebuah Cita-cita

Ketika Indonesia masih terdiri dari 27 propinsi, berbagai pekerjaan telah membawa saya berkunjung ke lebih dari separuh propinsi. Sebelum kuliah, saya baru sempat mengunjungi Sulawesi Utara (saya numpang lahir di sana), Jawa Timur (masa kecil sampai SMA), Yogyakarta (tempat tinggal orang tua ayah), Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, dan Bali.

Setelah bekerja, koleksi kunjungan bertambah dengan Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Sumatra Selatan, Bengkulu, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan (saya paling suka udangnya), Sulawesi Tengah (perjalanan naik kapal dari Bitung ke Luwuk yang tak terlupakan), Irian Jaya (hanya di Biak, sekitar Y2K, ada yang masih ingat?), dan Nusa Tenggara Barat.

Tapi impian itu buyar ketika Timor Timur tidak lagi menjadi bagian dari Indonesia. Bahkan ketika berbagai propinsi terpecah, hal ini membuat target kunjungan ke 33 propinsi semakin sulit dicapai. Memang cacah propinsi yang pernah saya kunjungi meningkat dari 17 menjadi 19 dengan terpisahnya Riau Kepulauan (ke Batam) dan Banten. Tapi malah ada 14 propinsi lagi yang belum tersinggahi dari mula-mula 10.

Mestinya Lampung yang terdekat dengan Jawa menjadi propinsi paling mungkin/mudah dikunjungi di Sumatra. Tetapi karena saya malah belum pernah melintasi jalan darat ke Sumatra, tanah Lampung malah belum pernah saya injak. Mestinya pengalaman menyeberang dari Merak ke Bakauheni cukup menarik, kalau ombak tidak membuat saya mabuk laut.

Kalaupun target 33 tidak mungkin dicapai, saya masih berharap bisa berkunjung ke Aceh, bila situasinya memungkinkan, dan menengok kota kelahiran di Sulawesi Utara. Ada yang berbaik hati mensponsori? :)

Satu hal yang agak menyedihkan. Karena pekerjaan saya hampir selalu terkait dengan komputer dan jaringan, maka kunjungan ke berbagai daerah itu tidak menjamah wilayah yang kurang ramah terhadap komputer. Artinya, saya hanya sempat berkunjung ke kota besar, atau daerah pertambangan, tanpa sempat (dengan cukup leluasa) mencuci mata melihat keindahan dan keanekaragaman pemandangan Indonesia... sigh (moga-moga ini bukan dianggap sebagai keluhan, setelah diberi karunia untuk mengunjungi sekian banyak daerah).

4 comments:

Ikhlasul Amal said...

Yah... sebagaimana halnya penduduk Indonesia pada umumnya (atau Mas Andika sudah pada level pada khususnya?), perjalanan saya ke beberapa kota di negara kita (lebih sedikit dari daftar di atas) karena dibayari pekerjaan. Bahasa halusnya "menunggu sponsor". :)

Saya naik pesawat terbang pertama kali (yang berarti juga masuk menelusuri gerbang keberangkatan di bandara) juga dalam rangka pergi ke Balikpapan dan karcis sudah dibelikan pihak yang mengundang saya datang ke sana. Tidak terbayang jika harus keluar duit sendiri untuk ongkos sebesar Rp 1,2 juta saat itu. Naik pesawat terbang pertama tersebut saya lakukan pada usia 28 tahun, barangkali terlambat bagi sebagian orang.

Namun jangan kuatir, sedikit orang di Belanda juga belum pernah naik pesawat terbang, hanya alasannya berbeda: mereka menghindari karena "takut terbang", sedangkan kita "takut kehabisan duit".

mBang Tok said...

Nggak sengaja lewat google pakai 'madiun' sebagai search words kok sampai disini.
Saya juga 'orang madiun' mas Andika. Cuma bedanya saya lahir dan sampai tamat SMA nya di Madiun. Sempat mampir di SBY (Suroboyo maksud saya) di ITS beberapa tahun tapi memang yang namanya sudah suratan, akhirnya sekarang tinggal di Stockholm, Swedia telah 32 tahun!
Ya, nanti kalau dikasih umur panjang, saya mau nemani mas Andika keliling Indonesia! Bener ini! Saya cuma baru Jawa, Bali dan Madura saja kalau di Indonesia. Tapi kalau di Eropa ya dapat dikata keluar masuk kampung (pakai mobil dan tidur ditenda puter Swedia, Finlandia, Norway, Denmark, Belanda, Jerman, Belgia, Luxemburg, Perancis, Spain, Swiss, Italy, Monaco, Austria, former Jugoslavia, Ceko, Hongary, England, Scotland). Bedanya kalau sempat berlibur di Indonesia dan Madiun, takut nyetir mobil! Padahal waktu mudanya (SMA) saya tukang ngebut lho.
Oh ya, juga sama sama di bidang IT, cuma saya banyak di mainframe dan specialist saya di DB2.
Nah, banyak yang nyrempet nyrempet sama lo.
Menarik memang dunia internet ...
Dah, salam tuk semuanya di tanah air!
Saat ini, lagi musim dingin disana, -10 C dan salju 30 cm!

Anonymous said...

Semoga tercapai, Pak! Sebelum ke (bekas) bagian RI harus pake paspor.

Anonymous said...

wah, enak ya yang udah kerja. saya masih mahsiswa, tapi kepengen banget keliling Indonesia. karena belum punya duit sendiri, tertunda terus deh. saya dari Lampung lho, ke Lampung seru kok.. apalagi saya yang sekarang kuliah di Bandung, perjalanan pulang ke Lampung pasti ditunggu2.. hehehe